BEIJING, CB - Dalam rangka
merealisasikan komitmen alih teknologi kereta cepat, PT Kereta Cepat
Indonesia China (KCIC) bekerjasama dengan China Railway International Co
Ltd (CRIC) mulai menyelenggarakan Pelatihan Teknologi Tahap 2 bagi
Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang terlibat langsung dalam
pembangunan dan pengelolaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Pelatihan tahap kedua ini diikuti 18 orang Tim Teknis yang terdiri dari 11 orang dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, 3 (tiga) orang dari PT Kereta Cepat Indonesia China dan 4 (empat) orang dari PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Menurut Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China, Hanggoro Budi Wiryawan pelatihan SDM tahap kedua dari lingkungan terkait pengelolaan Kereta Cepat di Indonesia ini akan diwujudkan melalui serangkaian pelatihan teknis yang dilaksanakan secara bertahap.
Tujuannya, agar SDM Indonesia menguasai pembangunan dan pengelolaan teknologi baru Kereta Cepat.
"Komitmen alih teknologi tersebut merupakan bagian penting dari kesepakatan yang tertuang dalam joint venture agreement antara konsorsium Indonesia dan Konsorsium China dalam pembangunan Kereta Cepat,” kata Hanggoro dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (17/5/2016).
Materi yang disampaikan, lanjut Hanggoro, meliputi sistem teknologi, persinyalan/sistem komunikasi, teknologi Electric Multiple Unit (EMU), teknologi terkait infrastruktur dan teknologi keselamatan (safety) Kereta Cepat.
Kegiatan pelatihan tersebut merupakan pelatihan gelombang kedua dan berlangsung pada 15 Mei hingga 22 Mei 2016, setelah tahap pertama yang telah dilakukan pada bulan Maret 2016.
Gelombang pertama yang berjumlah peserta 14 orang, secara keseluruhan berasal dari lingkungan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebagai bagian dari kontraktor pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Untuk selanjutnya, rangkaian pelatihan dalam misi alih teknologi tersebut akan lebih masif dengan melakukan pengiriman personil dari Konsorsium Indonesia yang akan disekolahkan di China dan sekaligus melakukan kegiatan magang di China Railway International Co Ltd.
Tidak hanya itu, Konsorsium Indonesia dan Konsorsium China pun akan menyiapkan pelatihan di Indonesia bagi ribuan tenaga kerja lokal yang akan bersinggungan langsung dengan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
“Semoga dengan pelatihan tersebut, SDM Indonesia akan menguasai teknologi baru di sektor perkeretaapian dan siap mengelola Kereta Cepat Indonesia di masa yang akan datang," tutup Hanggoro.
Pelatihan tahap kedua ini diikuti 18 orang Tim Teknis yang terdiri dari 11 orang dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, 3 (tiga) orang dari PT Kereta Cepat Indonesia China dan 4 (empat) orang dari PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Menurut Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China, Hanggoro Budi Wiryawan pelatihan SDM tahap kedua dari lingkungan terkait pengelolaan Kereta Cepat di Indonesia ini akan diwujudkan melalui serangkaian pelatihan teknis yang dilaksanakan secara bertahap.
Tujuannya, agar SDM Indonesia menguasai pembangunan dan pengelolaan teknologi baru Kereta Cepat.
"Komitmen alih teknologi tersebut merupakan bagian penting dari kesepakatan yang tertuang dalam joint venture agreement antara konsorsium Indonesia dan Konsorsium China dalam pembangunan Kereta Cepat,” kata Hanggoro dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (17/5/2016).
Materi yang disampaikan, lanjut Hanggoro, meliputi sistem teknologi, persinyalan/sistem komunikasi, teknologi Electric Multiple Unit (EMU), teknologi terkait infrastruktur dan teknologi keselamatan (safety) Kereta Cepat.
Kegiatan pelatihan tersebut merupakan pelatihan gelombang kedua dan berlangsung pada 15 Mei hingga 22 Mei 2016, setelah tahap pertama yang telah dilakukan pada bulan Maret 2016.
Gelombang pertama yang berjumlah peserta 14 orang, secara keseluruhan berasal dari lingkungan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebagai bagian dari kontraktor pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Untuk selanjutnya, rangkaian pelatihan dalam misi alih teknologi tersebut akan lebih masif dengan melakukan pengiriman personil dari Konsorsium Indonesia yang akan disekolahkan di China dan sekaligus melakukan kegiatan magang di China Railway International Co Ltd.
Tidak hanya itu, Konsorsium Indonesia dan Konsorsium China pun akan menyiapkan pelatihan di Indonesia bagi ribuan tenaga kerja lokal yang akan bersinggungan langsung dengan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
“Semoga dengan pelatihan tersebut, SDM Indonesia akan menguasai teknologi baru di sektor perkeretaapian dan siap mengelola Kereta Cepat Indonesia di masa yang akan datang," tutup Hanggoro.
Credit KOMPAS.com