Roussef membakar semangat negaranya
agar dapat menang dalam perang melawan virus Zika yang ditularkan
melalui nyamuk aides aegypti. (Getty Images/Buda Mendes)
Roussef mengatakan bahwa pasukan bersenjata tersebut akan mulai diterjunkan ke publik pada 13 Februari mendatang. Roussef membakar semangat negaranya agar dapat menang dalam perang melawan virus Zika yang ditularkan melalui nyamuk aides aegypti.
"Kemenangan tergantung pada tekad kita," kata Roussef dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi nasional Brasil pada Rabu (3/2), seperti dikutip CNN.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Brasil, Aldo Rebelo, mengatkan bahwa pasukan bersenjata tersebut akan membersihkan wilayah-wilayah terlantar, membagikan pamflet panduan membunuh larva nyamuk, dan menginspeksi rumah-rumah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Tahap kedua akan dilaksanakan pada 13 Februari. Sekitar 220 ribu pria dan perempuan dari Tentara, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara akan datang ke rumah-rumah di semua kota besar Brasil untuk menginspeksi lokasi kembang biak nyamuk. Sekitar tiga juta penduduk akan disambangi.
Setelah itu, tahap ketiga akan dilakukan pada 15-18 Februari, ketika 50 ribu tentara meninjau kembali lokasi kemang biak nyamuk yang sudah ditemukan.
"Kami yakin, ketika kami kembali, sebagian besar upaya sudah dilakukan oleh pemilik rumah," ujar Staf Gabungan Angkatan Bersenjata, Ademir Sobrinho seperti dikutip Rio Times.
Tahap terakhir akan melibatkan pejabat militer yang perbi ke tempat umum dan sekolah-sekolah privat untuk mengajarkan anak-anak mendeteksi tempat kembang biak nyamuk dan mencegah tumbuhnya larva.
Pemerintah juga mengumumkan bakal membagikan pengusir nyambuk bagi perempuan hamil yang terdaftar dalam program Bolsa Familia. Menurut data pemerintah, ada 400 ribu wanita yang kini sedang hamil dan terdaftar dalam program tersebut.
Menurut ahli, infeksi ini sebenarnya tak berbahaya, tapi kerap dikaitkan dengan kondisi yang disebut mikrosefalus. Bayi dengan ibu yang terinfeksi virus ini selama masa kehamilan dapat lahir dengan kondisi kepala kecil dan otak tak berkembang baik.
Virus tersebut pun mulai menyebar hingga negara Asia, yaitu Thailand. Diberitakan Bangkok Post, Rabu (3/2), Rumah Sakit Bhumibol Adulyadej mengonfirmasi telah merawat pasien yang terjangkit Zika pada awal bulan lalu.
AVM Santi Srisermphok, direktur rumah sakit itu mengatakan seorang pria berusia 20 tahunan dirawat pada 24 Januari karena virus Zika yang membuatnya menderita demam, ruam-ruam, mata merah, serta nyeri pada sendi dan otot. Pasien telah dipulangkan setelah dinyatakan sehat.
Namun Kementerian Kesehatan Thailand menegaskan publik tidak perlu panik karena virus ini belum mewabah di Thailand. Negara itu juga bukan kali pertama mengenal virus ini.
Menurut Kementerian Kesehatan Publik Thailand, setiap tahunnya hanya ada lima kasus Zika di negara itu sejak tahun 2012.
Credit CNN Indonesia