Ilustrasi (Getty Images)
Diberitakan Bangkok Post, Rabu (3/2), Rumah Sakit Bhumibol Adulyadej mengonfirmasi telah merawat pasien yang terjangkit Zika pada awal bulan lalu.
AVM Santi Srisermphok, direktur rumah sakit itu mengatakan seorang pria berusia 20 tahunan dirawat pada 24 Januari karena virus Zika yang membuatnya menderita demam, ruam-ruam, mata merah, serta nyeri pada sendi dan otot.
Menteri Kesehatan Publik Amnuay Kajina menegaskan Thailand telah menerapkan langkah pengawasan dan pencegahan penyebaran virus Zika seperti yang diimbau oleh WHO.
Sebagai bagian dari upaya ini, Kementerian Thailand bekerja sama dengan Royal Thai College of Obstetricians and Gynaecologists untuk melakukan pemindaian yang lebih baik terhadap wanita hamil yang menunjukkan gejala infeksi Zika seperti demam dan ruam.
Jika menjangkiti ibu hamil, Zika bisa menyebabkan cacat pada janin, seperti mikrosepalus, atau ukuran kepala bayi yang kecil dan menyebabkan perkembangan otak janin tidak sempurna.
Menurut Kementerian Kesehatan Publik Thailand, setiap tahunnya hanya ada lima kasus Zika di negara itu sejak tahun 2012.
"Warga Thailand tidak perlu khawatir. Thailand tidak terkena wabah penyakit ini. Kami telah meminta semua orang untuk mengawasi dan mempersiapkan langkah untuk mengatasi virus ini. Kebanyakan pasien dengan penyakit ini bisa sembuh," ujar Kementerian Kesehatan Publik Thailand, dikutip Reuters.
Belakangan, virus Zika dilaporkan telah memasuki Amerika Serikat dan menyebar melalui hubungan seksual dengan penderita yang diduga baru melakukan perjalanan ke Brasil.
Malaysia dan Singapura juga mewaspadai risiko tinggi penyebaran Zika dari Thailand.
Di Indonesia sendiri, berdasar data dari Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Kementerian Kesehatan RI, virus zika sudah bersirkulasi sejak 1977. Namun, sampai saat ini, Indonesia belum melaporkan adanya virus zika yang menjangkit.
Credit CNN Indonesia