WASHINGTON, CB -
Pasukan Amerika Serikat menembakkan banyak bom pintar pada sasaran
kelompok negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sehingga persediaan senjata
canggih tersebut berkurang, demikian diungkapkan Menteri Pertahanan
Ashton Carter, Selasa (3/2/2016), ketika memaparkan budget besar
Pentagon.
Pesawat tanpa awak dan pesawat tempur Amerika berada di garis depan upaya koalisi selama 18 bulan untuk memerangi kelompok ISIS di Irak dan Suriah.
Dalam kampanye militer itu, AS melancarkan 10.000 serangan udara, yang sebagian besar diklaim Pentagon tepat sasaran.
"Kami serang ISIS dengan begitu banyak bom pintar yang dipandu GPS dan roket yang diarahkan laser sehingga kami mulai kekurangan persediaan senjata dalam melawan teroris," kata Carter.
"Maka, kami akan menginvestasikan 1,8 miliar dollar AS pada 2017 untuk membeli sekitar 45.000 bom pintar dan roket," lanjut Carter.
Amunisi untuk membeli senjata tersebut--sebuah anugerah untuk industri kontraktor pertahanan Amerika-- merupakan salah satu komponen dari perluasan alokasi dana untuk memerangi kelompok ISIS.
Pada tahun fiskal 2017, Carter sudah membuat budget 7,5 miliar dollar AS -- meningkat 50 persen dari tahun sebelumnya-- untuk mendanai kampanye militer di Irak dan Suriah.
Uang dalam jumlah besar itu bukan hanya menunjukkan keberlanjutan kampanye pengeboman di Irak dan Suriah, tetapi juga kemungkinan perluasan peperangan terhadap kelompok ekstremis yang ingin mendirikan khalifah di wilayah lain seperti Libya.
Total budet pertahanan AS untuk tahun fiskal 2017 hampir mencapai 583 miliar dollar AS, kata Carter, jauh melampau negara manapun dan melebihi belanja pertahanan gabungan dari militer terbesar kedelapan di dunia ini.
Pesawat tanpa awak dan pesawat tempur Amerika berada di garis depan upaya koalisi selama 18 bulan untuk memerangi kelompok ISIS di Irak dan Suriah.
Dalam kampanye militer itu, AS melancarkan 10.000 serangan udara, yang sebagian besar diklaim Pentagon tepat sasaran.
"Kami serang ISIS dengan begitu banyak bom pintar yang dipandu GPS dan roket yang diarahkan laser sehingga kami mulai kekurangan persediaan senjata dalam melawan teroris," kata Carter.
"Maka, kami akan menginvestasikan 1,8 miliar dollar AS pada 2017 untuk membeli sekitar 45.000 bom pintar dan roket," lanjut Carter.
Amunisi untuk membeli senjata tersebut--sebuah anugerah untuk industri kontraktor pertahanan Amerika-- merupakan salah satu komponen dari perluasan alokasi dana untuk memerangi kelompok ISIS.
Pada tahun fiskal 2017, Carter sudah membuat budget 7,5 miliar dollar AS -- meningkat 50 persen dari tahun sebelumnya-- untuk mendanai kampanye militer di Irak dan Suriah.
Uang dalam jumlah besar itu bukan hanya menunjukkan keberlanjutan kampanye pengeboman di Irak dan Suriah, tetapi juga kemungkinan perluasan peperangan terhadap kelompok ekstremis yang ingin mendirikan khalifah di wilayah lain seperti Libya.
Total budet pertahanan AS untuk tahun fiskal 2017 hampir mencapai 583 miliar dollar AS, kata Carter, jauh melampau negara manapun dan melebihi belanja pertahanan gabungan dari militer terbesar kedelapan di dunia ini.
Credit KOMPAS.com