Senin, 12 Oktober 2015

Tepi Barat Memanas, Para Pemuda Palestina Berguguran


Tepi Barat Memanas, Para Pemuda Palestina Berguguran Perlawanan warga Palestina pecah sejak bulan lalu ketika Israel disebut akan menganggu status quo di Masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem. (Reuters/Ahmad Talat)
 
Tepi Barat, CB -- Situasi kian memanas di Tepi Barat dan Gaza akibat bentrok antara warga Palestina dan tentara Israel yang mencapai puncaknya pada akhir pekan kemarin. Sebanyak 24 warga Palestina tewas terbunuh, kebanyakan adalah pemuda usia belasan.

Perlawanan warga Palestina pecah sejak bulan lalu ketika Israel disebut akan menganggu status quo di Masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Berbagai penikaman oleh warga Palestina terhadap warga Israel dan penembakan oleh tentara mewarnai peristiwa di Tepi Barat dan Yerusalem beberapa hari terakhir.


Sedikitnya 24 warga Palestina tewas terbunuh oleh tentara Israel yang membubarkan paksa aksi demonstrasi dengan peluru tajam. Delapan di antaranya adalah warga Palestina pelaku penikaman. Lima orang warga Israel tewas dalam penikaman oleh warga Palestina.

Sabtu kemarin, seperti dikutip CNN, tujuh orang tewas, empat di Yerusalem dan Tepi Barat, dan tiga di Gaza, seperti disampaikan oleh lembaga Bulan Sabit Merah. Korban tewas pada Minggu, dua orang di Gaza, dan seorang di Tepi Barat.

Korban terakhir adalah Ahmad Saraka yang baru berusia 13 tahun. Saraka tewas ditembak dalam bentrok dengan tentara Israel dekat pos pemeriksaan militer, seperti disampaikan pejabat rumah sakit di Ramallah.

Militer Israel berdalih, peluru tajam digunakan untuk menghadang demonstrasi warga Palestina yang diwarnai pemblokiran jalan dan pelemparan batu serta bom Molotov ke arah tentara.

Dua pemuda Palestina berusia 14 dan 15 tahun juga terbunuh di Gaza, sementara pemuda berusia 20-an tewas dalam bentrok dengan tentara Israel di kamp pengungsi Shufat, Yerusalem Timur.

Sabtu lalu, seorang pemuda berusia 16 tahun ditembak mati tentara Israel setelah melakukan penikaman terhadap dua warga Israel di Gerbang Damaskus, pintu masuk Kota Tua Yerusalem.

Bocah 12 tahun, Marwan Barbakh, tewas ditembak tentara Israel di Gaza saat berusaha membubarkan aksi protes di tembok perbatasan.

Seorang wanita hamil dan putrinya yang berusia tiga tahun tewas dalam serangan roket Israel di Gaza akhir pekan kemarin. Rumah mereka ambruk saat roket Israel menghantam wilayah di dekatnya. Seorang pria dan putranya yang berusia lima tahun juga terluka dalam peristiwa ini. Israel mengatakan, serangan itu untuk membalas lontaran roket yang dilakukan militan.

 
Ayah di Gaza memegang putranya, 5, setelah rumah mereka ambruk diroket Israel. (Reuters/Mohammed Salem)
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, korban luka akibat tembakan peluru tajam tentara Israel di Tepi Barat mencapai sedikitnya 45 orang. Israel mengatakan, mereka menggunakan peluru tajam kaliber 0.22 untuk menghentikan pelemparan baru dan pembakaran ban.

Bulan Sabit Merah mengatakan, korban luka mencapai ratusan orang di Yerusalem, Tepi Barat dan Gaza. Lembaga medis ini mengatakan, tentara Israel menembakkan gas air mata ke dalam ambulans di Bethlehem, melukai kru. Israel juga menembak para tim medis di Gaza dengan gas air mata.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam rapat kabinet Minggu mengatakan bahwa gelombang kekerasan yang terjadi saat ini akibat rumor soal rencana Israel di Al-Aqsa yang dihembuskan Otoritas Palestina dan Gerakan Islam di Israel, kelompok advokasi warga Arab di Israel.

Sementara itu di Hebron, Tepi Barat, para pemuda Palestina mengatakan bahwa mereka akan terus melawan, karena hanya perlawanan bahasa yang dimengerti oleh Israel, bukan melalui diskusi atau dialog.

"Israel hanya tahu bahasa kekerasan, jadi kami akan melawan," kata seorang pemuda Palestina kepada CNN.

Pemuda lainnya mengatakan: "Kami telah mencoba negosiasi dan itu tidak berhasil. Jadi sekarang kami akan melawan."

Credit  CNN Indonesia