Peringatan Hari Bela Negara di Silang Monas, Jakarta, 19 Desember 2014. (ANTARA/Muhammad Adimaja)
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, program pembentukan kader bela negara merupakan gagasan pemerintah untuk mempersiapkan rakyat menghadapi dua bentuk ancaman, yakni ancaman militer dan nirmiliter.
Meski Indonesia adalah negara yang cinta damai dan bukan agresor, kata Ryamizard, tiap warga harus selalu siaga terhadap ancaman yang mengintai kedaulatan negara.
"Kalau kedaulatan kita disinggung, kalau perlu kita perang. Kalau perang, seluruh komponen harus mempertahankan negara. Itu namanya perang rakyat semesta," ujar Ryamizard di Jakarta, Senin (12/10).
"Masalah militer ini yang penting pengalaman, misalnya pengetahuan satu regu terdiri dari berapa orang. Kalau perang terjadi, mereka tahu akan berperan sebagai apa," ucap Rymizard.
Lebih dari itu, Ryamizard mengatakan kewajiban bela negara memiliki penjabaran yang luas dan tidak melulu berkonotasi mengangkat senjata. Bela negara dijalankan tiap warga sesuai dengan kemampuan dan profesi mereka masing-masing.
Dalam konteks ancaman nirmiliter, mantan kepala staf TNI Angkatan Darat itu menyebut kasus penyalahgunaan narkoba, bencana alam dan ancaman penyebaran penyakit menular sebagai contohnya.
"Pancasila harus menjadi pilar utama. Semua perlu ditata dan dimotivasi tentang bagaimana hidup berbagsa dan bernegara. Untuk itulah kami membentuk kader bela negara," ujar Ryamizard.
Ryamizard berkata, angka tersebut harus tercapai tahun ini. Selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya, para pembina tersebutlah yang akan melatih warga sipil lainnya.
Credit CNN Indonesia