Peningkatan
aktivitas militer Rusia di Suriah menjadi agenda pembahasan utama pada
pertemuan menteri-menteri pertahanan negara NATO di Brussel, Belgia.
Menteri-menteri NATO diperkirakan akan menunjukkan solidaritas kepada anggota mereka, Turki.Negara yang berbatasan dengan Suriah itu mengklaim Rusia, yang memulai serangannya ke Suriah minggu lalu, telah melakukan pelanggaran wilayah udara.
Terkait pelanggaran itu, Ankara telah memanggil utusan Rusia tiga kali. "Serangan ke Turki berarti serangan ke NATO," tegas Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. "Jika Rusia kehilangan teman seperti Turki, Rusia akan kehilangan banyak hal. Negara itu harus tahu," tambah Erdogan.
Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, Selasa (6/10) waktu Belgia, menyatakan Rusia tidak pernah memberikan penjelasan terkait pelanggaran wilayah terbang Turki, yang "berlangsung berkali-kali" dan " tidak terlihat seperti tak sengaja".
'Tidak menyerang ISIS'
Rusia, pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, menyebut serangan udaranya menargetkan ISIS dan kelompok ekstremis lainnya.Kremlin membantah banyak tudingan bahwa mayoritas serangannya tidak diarahkan ke ISIS.
Rabu (7/10) lalu, Rusia berdalih telah meluncurkan misil untuk menyerang ISIS, dari kapal perang Rusia di Laut Kaspia, yang jaraknya dari Suriah mencapai 1500km.
Menteri Luar Negeri Rusia mengklaim Moskow berniat mendekati Tentara Pembebasan Suriah, kelompok pemberontak yang didukung banyak anggota NATO, untuk membahas cara melawan ISIS.
"Kami yakin Rusia punya rencana lain," ungkapnya. "Mereka terus menyerang target yang bukan ISIS."
Serangan udara Rusia ke Suriah dikhawatirkan menimbulkan kecelakaan-kecelakaan tidak terduga dan konflik dengan koalisi pimpinan AS yang telah setahun terakhir berusaha membasmi ISIS.
Pejabat Pentagon menyebutkan, baru-baru ini setidaknya satu pesawat tempur AS harus melakukan "manuver mendadak" untuk menghindari pesawat tempur Rusia yang terbang terlalu dekat.
Credit BBC