NEW
DELHI – Pemerintah India diwartakan telah menolak proposal pembelian 36
pesawat tempur buatan Prancis dan dilaporkan akan menyediakan kebutuhan
untuk pesawat tempur secara swadaya dengan melanjutkan proyek pesawat
tempur ringan (LCA) Tejas yang telah dikembangkan selama 32 tahun
terakhir.
“Rafale
(pesawat tempur Prancis) terlalu mahal. Angkatan Udara India memang
membutuhkan tambahan pesawat dan LCA adalah opsi terbaik bagi kita,”
kata seorang pejabat militer India pada Rabu (7/10).
Langkah
kemandirian memang diserukan Perdana Menteri India, Narendra Modi,
sejak ia berkuasa setahun lalu. Selain itu PM Modi amat berambisi untuk
mengembangkan bisnis alutsista agar India kelak bisa jadi pengimportir
persenjataan militer serta memutus tali ketergantungan terhadap pasokan
alutsista dari luar negeri.
Jika
tak ada aral melintang, pesawat Tejas-Mark 1A sudah siap dinyatakan
layak terbang pada 2016 mendatang. Pihak India berambisi mengembangkan
Tejas-Mark 1A agar bisa jadi pesawat tempur menengah serbabisa untuk
memenuhi kebutuhan 45 skuadron pesawat tempur pada 2022 nanti.Credit Koran-Jakarta.com