JAKARTA, CB - Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Dedy Supriyadi Priyatna menilai proyek kereta cepat sekelas shinkansen masih realistis sebagai alternatif moda transportasi masyarakat.
Dedy usai menghadiri Konsultasi Regional di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, Selasa (21/4/2015) mengaku
optimistis kereta tersebut akan diminati masyarakat, meskipun tarif yang
akan dibanderol sekitar Rp 300.000 untuk rute Jakarta-Bandung.
"Perbandingannya dengan travel Rp 100.000 tapi penumpang harus antre dan hanya mendapat space
sedikit, berdempetan dengan penumpang lain dan tidak cepat sementara
kalau naik pesawat dari Halim Rp 400.000. Jadi lebih murah," katanya
seperti dikutip Antara.
Selain itu, dia mengatakan, kereta supercepat tersebut memang
diperuntukkan untuk masyarakat kelas menengah ke atas yang dinilai mampu
membayar tiket tersebut.
Sebelumnya, sejumlah pihak berpendapat proyek kereta kilat tersebut
tidak sesuai dengan program "Nawacita" Presiden Joko Widodo karena
terlalu memberatkan rakyat.
Direktur Keuangan PT Kereta Api Indonesia Kurniadi Atmosasmito
menilai proyek shinkansen terlampau mahal dan dikhawatirkan tidak
diminati masyarakat, karena tarif akan tinggi sekitar Rp 500.000 dari
Jakarta-Surabaya.
"Pendapatan masyarakat harus diperhitungkan juga sesuai kemampuan,
belum juga power listriknya dan biaya-biaya lainnya," katanya.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan mengatakan, proyek
shinkansen harus lepas pembiayaan APBN, artinya 100 persen dibiayai swas
ta.
"Pokoknya dalam lima tahun tidak ada APBN untuk kereta cepat, biar komersial saja," ujar Menhub Ignasius Jonan.
Jonan mengatakan, sesuai arahan Presiden, APBN difokuskan untuk
pembangunan infrastruktur bagi daerah-daerah yang masih tertinggal,
perbatasan, rawan bencana, daerah terluar, dan terdalam.
Sementara itu, hasil studi dari JICA menyarankan pemerintah agar
membentuk BUMN khusus untuk proyek yang ditaksir mencapai Rp 60 triliun
tersebut.
Dengan porsi, BUMN shinkansen 74 persen, swasta 10 persen dan pemerintah 16 persen.
Jepang telah menghibahkan 15 juta dollar AS untuk studi kelayakan
proyek kereta cepat shinkansen rute Jakarta-Bandung pada masa
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Kereta cepat tersebut akan mampu menempuh perjalanan Jakarta-Bandung hanya dalam 34 menit dan Jakarta-Surabaya 2,5 jam.
Credit KOMPAS.com