WASHINGTON
- Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov
mengatakan, Rusia tidak akan pernah mengakui Korea Utara (Korut) sebagai
negara nuklir. Dia juga menuturkan, Moskow siap bekerja sama dengan AS
untuk mencapai denuklirisasi Semenanjung Korea.
"Kami tidak akan pernah mengakui Korut sebagai negara senjata nuklir. Kami ingin melihat Korut sebagai negara non-nuklir," kata Antonov dalam sambutannya di Stimson Center di Washington DC.
"Rusia juga siap bekerja sama dengan AS dalam masalah Korut," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (5/3).
"Kami tidak akan pernah mengakui Korut sebagai negara senjata nuklir. Kami ingin melihat Korut sebagai negara non-nuklir," kata Antonov dalam sambutannya di Stimson Center di Washington DC.
"Rusia juga siap bekerja sama dengan AS dalam masalah Korut," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (5/3).
Seperti
diketahui, pertemuan terakhir antara Presiden AS, Donald Trump dan
pemimpin Korut, Kim Jong-un mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea di
Hanoi, Vietnam, berakhir tanpa kesepakatan.
Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton saat melakukan wawancara dengan CBS News menuturkan, pemimpin Kim Jong-un adalah penyebab gagalnya dicapai kesepakatan dalam pertemuan Hanoi. Bolton menuturkan Jong-un tidak siap untuk kesepakatan yang ditawarkan oleh Presiden AS, Donald Trump dalam pertemuan pekan lalu.
"Diskusi ekstensif antara Trump dan Jong-un dan masalah sebenarnya adalah apakah Korut siap untuk menerima apa yang disebut Trump sebagai 'masalah besar', yang sepenuhnya denuklirisasi di bawah definisi yang diberikan presiden kepada Kim Jong-un dan memiliki potensi untuk masa depan ekonomi yang sangat besar atau mencoba dan melakukan sesuatu yang kurang dari apa yang tidak dapat kita terima," kata Bolton.
Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton saat melakukan wawancara dengan CBS News menuturkan, pemimpin Kim Jong-un adalah penyebab gagalnya dicapai kesepakatan dalam pertemuan Hanoi. Bolton menuturkan Jong-un tidak siap untuk kesepakatan yang ditawarkan oleh Presiden AS, Donald Trump dalam pertemuan pekan lalu.
"Diskusi ekstensif antara Trump dan Jong-un dan masalah sebenarnya adalah apakah Korut siap untuk menerima apa yang disebut Trump sebagai 'masalah besar', yang sepenuhnya denuklirisasi di bawah definisi yang diberikan presiden kepada Kim Jong-un dan memiliki potensi untuk masa depan ekonomi yang sangat besar atau mencoba dan melakukan sesuatu yang kurang dari apa yang tidak dapat kita terima," kata Bolton.
Credit sindonews.com