Selasa, 06 Desember 2016
Rusia Ancaman Nomor Satu bagi AS karena Senjata Nuklir
WASHINGTON - Para pejabat Pentagon kembali menegaskan bahwa Rusia jadi ancaman nomor satu yang dihadapi Amerika Serikat (AS). Salah satu pertimbangannya karena aspek senjata nuklir Rusia yang menyaingi AS.
Langkah presiden terpilih AS Donald John Trump yang berjanji akan memperbaiki hubungan dengan Rusia akan menjadi pereda kekhawatiran Washington.
”Rusia adalah ancaman nomor satu terhadap AS. Kami memiliki sejumlah ancaman yang kami hadapi, tapi Rusia bisa, karena aspek nuklir, ancaman eksistensial terhadap AS,” kata Sekretaris Angkatan Udara AS Deborah James kepada Reuters di Reagan National Defense Forum.
Selain senjata nuklir, manuver pesawat jet tempur Rusia yang berbahaya juga membuat AS khawatir. Dugaan serangan cyber oleh hacker Rusia turut jadi bahan pertimbangan untuk mengategorikan Rusia sebagai ancaman utama bagi AS.
Kekhawatiran Deborah James digemakan oleh Kepala Operasi Angkatan Laut Laksamana John Richardson dan beberapa pejabat Pentagon lain. Menurut mereka, perilaku Rusia semakin agresif.
Richardson mengatakan kepada Reuters bahwa peningkatan aktivitas angkatan laut Rusia sedang berlangsung di seluruh dunia. Dia mencontohkan penyebaran armada tempur Rusia ke Mediterania, penembakan rudal dari kapal di Laut Kaspia, peningkatan kegiatan kapal selam di Atlantik utara, dan kehadiran angkatan laut Rusia yang tumbuh di Pasifik.
Menurut Richardson, manuver pesawat jet tempur yang berjarak 30 kaki di atas kapal AS beberapa waktu lalu menjadi bukti perilaku Rusia yang tidak menentu. ”Ini semua untuk konsumsi publik," kata Richardson, yang mengklaim bahwa kapal Rusia sering memfilmkan pertemuan dengan kapal AS yang kemudian diedit untuk membuat kapal AS yang seolah-olah salah.
Washington dan Moskow, kata dia, memiliki kesepakatan untuk membatasi dan mendiskusikan insiden di laut, tapi itu kesepakatan itu hanya memiliki dampak terbatas, yakni hanya membatasi pada insiden tersebut.
”Komunikasi yang lebih dengan Rusia akan menjadi hal yang berharga,” kata Richardson, yang dilansir Senin (5/12/2016). Dia mencatat bahwa dialog antara perwira angkatan laut AS dan Rusia telah berhenti sejak reunifikasi Rusia dengan Crimea tahun 2014.
Credit sindonews.com