KUALA LUMPUR
- Malaysia melemparkan kecaman atas keputusan Amerika Serikat (AS)
untuk menggabungkan Konsulat dan Kedutaan Besar mereka di Yerusalem.
Kuala Lumpur menyebut, keputusan Washington semakin merusak kredibilitas
mereka.
"Ini mempertanyakan tidak hanya kredibilitas AS sebagai mediator dalam konflik Palestina-Israel, tetapi juga tujuan akhir di Timur Tengah," kata Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Luar Negeri Malaysia, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (5/3), menyebut langkah itu sebagai langkah "malang" terbaru yang diambil oleh AS melawan Palestina dan rakyatnya.
"Ini mempertanyakan tidak hanya kredibilitas AS sebagai mediator dalam konflik Palestina-Israel, tetapi juga tujuan akhir di Timur Tengah," kata Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Luar Negeri Malaysia, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (5/3), menyebut langkah itu sebagai langkah "malang" terbaru yang diambil oleh AS melawan Palestina dan rakyatnya.
Kuala
Lumpur mengatakan, keputusan itu adalah "tabir asap" untuk menyamarkan
upaya Washington untuk membuka Kedutaan Besar di Yerusalem. "Langkah itu
akan membunyikan lonceng kematian untuk solusi dua negara yang didukung
oleh sebagian besar komunitas internasional," ucapnya.
Malaysia mengulangi dukungan untuk solusi dua negara berdasarkan perbatasan 1967 dan mengatakan akan terus menentang setiap tindakan yang merusak upaya perdamaian.
Seperti diketahui, AS telah secara resmi menutup Konsulat mereka di Yerusalem, yang merupakan saluran diplomatiknya ke Palestina, dan menggabungkanya dengan Kedutaan Besar mereka di Israel.
Para pejabat AS mengatakan, bendera AS diturunkan dan dihadiahkan kepada konsul Karen Sasahara sebagai hadiah perpisahan, sesuai dengan kebiasaan dinas luar negeri, setelah itu bendera AS lainnya akan dikibarkan sebagai tanda peresmian pembukaan kedutaan.
Malaysia mengulangi dukungan untuk solusi dua negara berdasarkan perbatasan 1967 dan mengatakan akan terus menentang setiap tindakan yang merusak upaya perdamaian.
Seperti diketahui, AS telah secara resmi menutup Konsulat mereka di Yerusalem, yang merupakan saluran diplomatiknya ke Palestina, dan menggabungkanya dengan Kedutaan Besar mereka di Israel.
Para pejabat AS mengatakan, bendera AS diturunkan dan dihadiahkan kepada konsul Karen Sasahara sebagai hadiah perpisahan, sesuai dengan kebiasaan dinas luar negeri, setelah itu bendera AS lainnya akan dikibarkan sebagai tanda peresmian pembukaan kedutaan.
Sasahara,
dalam sebuah pernyataan menuturkan penutupan konsulat ini didorong oleh
efisiensi operasional dan tidak menandakan perubahan kebijakan AS di
kawasan. "Pekerjaan kami dan tim kami akan terus berupaya mencapai
perdamaian di negeri ini," kata Sasahara.
Sementara sebelumnya konsulat melaporkan masalah Palestina langsung ke Washington, stafnya kini telah dipindahkan ke kedutaan sebagai "Unit Urusan Palestina" di bawah Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman.
Sementara sebelumnya konsulat melaporkan masalah Palestina langsung ke Washington, stafnya kini telah dipindahkan ke kedutaan sebagai "Unit Urusan Palestina" di bawah Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman.
Credit sindonews.com