Jakarta (CB) - Presiden Kroasia, Kolinda Grabar-Kitarovi
ada di tengah-tengah penonton, mengenakan kaos tim dan menyemangati saat
Kroasia tanding lawan Prancis di dinal Piala Dunia Minggu lalu.
Saat timnya kalah, dia rela basah-basahan kehujanan memeluk pemain dari kedua tim, tetap tersenyum meski kalah.
Usai final, media-media memberitakan sosok presiden Kroasia ini.
Perusahaan penganalisa media, Mediatoolkit, yang berbasis di Zagreb, Kroasia menemukan 25 persen fokus ke pemberitaan soal presiden Kolinda alih-alih para pemain timnas, bahkan termasuk pemenang Bola Emas Luka Modri, Ivan PeriĊĦi dan Mario Manduki.
Lebih dari 80 persen pemberitaannya positif.
Saat timnya kalah, dia rela basah-basahan kehujanan memeluk pemain dari kedua tim, tetap tersenyum meski kalah.
Usai final, media-media memberitakan sosok presiden Kroasia ini.
Perusahaan penganalisa media, Mediatoolkit, yang berbasis di Zagreb, Kroasia menemukan 25 persen fokus ke pemberitaan soal presiden Kolinda alih-alih para pemain timnas, bahkan termasuk pemenang Bola Emas Luka Modri, Ivan PeriĊĦi dan Mario Manduki.
Lebih dari 80 persen pemberitaannya positif.
Mediatoolkit mengatakan, presiden Kroasia pergi ke Rusia dengan uangnya sendiri naik kelas ekonomi, dia sering menoton laga dari tribun yang bukan VIP.
Dia juga melewatkan semifinal Kroasia vs Inggris hanya karena bentrok dengan pertemuan NATO.
Pengamat politik sekaligus jurnasil Boris Deulovi mengatakan "kehadirannya di Piala Dunia sangat bisa diterjemahkan sebagai sebuah video lanjutan pra-pemilu."
"Dia pakai ini untuk memperkuat strategi kehumasannya jadi presidennya rakyat. Ini yang dia lakukan di Kroasia akhir-akhir ini."
"Tak hanya ditonton publik Kroasia, tapi ini jadi tontonan warga dunia."
Grabar-Kitarovi dipilih jadi presiden pada 2015. Dia adalah wajah baru dari partai Croatian Democratic Union (HDZ) yang konservatif.
Partai ini menghadapi banyak tuduhan korupsi selama bertahun-tahun, yang paling penting adalah yang melibatkan mantan perdana menteri Ivo Sanader, yang terlibat dalam lima pengadilan korupsi yang tumpang tindih.
Grabar-Kitarovi dan juga sebagian besar birokrat HDZ hingga kampanye pemilu 2015, masih memeluk warisan partai sebagai perwakilan dari hak konservatif dan patriotik.
Namun, dengan pendidikan luar negerinya, penguasaan bahasa Inggris yang sangat baik dan posisi tinggi sebelumnya di NATO, Grabar-Kitarovi sangat kontras dengan para mantan jenderal dan walikota lokal yang brutal yang biasanya dikaitkan dengan HDZ.
Penampilannya di Piala Dunia mungkin merupakan indikator paling jelas dari perannya dalam HDZ dan lingkup politik Kroasia, di mana presiden adalah kepala negara dan wakil kepala negara di dalam dan luar negeri.
Sementara perdana menteri, Andrej Plenkovi, ditugasi untuk bernegosiasi dengan kepala Sberbank Rusia, kreditur terbesar terbesar dari konglomerat terbesar dan paling bermasalah di Kroasia, Grabar-Kitarovi bertukar kaus dengan Vladimir Putin di Moskow.
Kekuasaan eksekutif dan operasional berada di pemerintahan Plenkovi. Grabar-Kitarovi fokus pada mempromosikan nilai-nilai yang sebagian besar dari pemilih Kroasia memegang cinta-sayang negara dan gereja, The Guardian.
Credit antaranews.com