MANILA
- Pihak berwenang Filipina memburu seorang warga Malaysia yang bisa
menjadi pemimpin baru militan pro ISIS di Asia Tenggara. Perburuan ini
dilakukan setelah tewasnya sejumlah ekstrimis regional dengan profil
tinggi.
Tentara Filipina telah menghentikan operasi tempur di Marawi selatan dua minggu yang lalu. Mereka telah menghancurkan apa yang diyakini sebagai sisa-sisa terakhir sebuah aliansi pemberontak yang menguasai bagian-bagian kota tepi danau selama lima bulan.
Mengikuti krisis keamanan terbesar di negara itu dalam beberapa dasawarsa, pasukan telah mendapat keuntungan signifikan dalam sepekan sejak mereka membunuh Isnilon Hapilon, pemimpin kelompok Abu Sayyaf dan "emir" ISIS di Asia Tenggara.
Seseorang yang diasumsikan sebagai wakilnya, Mahmud Ahmad seorang warga Malaysia, juga di percaya telah terbunuh. Pun begitu dengan Omarkhayan Maute, seorang oportunis teratas dalam aliansi tersebut.
"Kami masih mencari Amin Baco," kata Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana, menggambarkan warga Malaysia itu sebagai "pengganti" baru emir para teroris tersebut seperti dikutip dari Reuters, Selasa (7/11/2017).
Kepala polisi Ronaldo dela Rosa mengatakan bahwa dia menerima informasi serupa bahwa Baco, seorang ahli pembuat bom, telah mengambil peran sebagai pemimpin negara Islam.
Para ahli mengatakan Baco dilatih di bawah militan Malaysia Zulkifli bin Hir, alias Marwan, yang terbunuh pada tahun 2015 dalam bentrokan di daerah rawa di provinsi Maguindanao yang menewaskan 44 komandan polisi.
"Informasi yang bisa didapat Baco berasal dari seorang Indonesia yang ditangkap di Marawi minggu lalu," kata dela Rosa.
Meskipun mengumumkan berakhirnya operasi, pasukan masih berjuang menahan diri bersembunyi di tengah reruntuhan sebuah kota yang dilanda serangan udara selama berbulan-bulan. Pasukan sejak membunuh sembilan pria bersenjata di Marawi, kata Kolonel Romeo Brawner pada hari Senin, menekankan mengapa penduduk diungsikan dari zona pertempuran yang dilubangi.
Baco dilaporkan terbunuh di Marawi namun sumber intelijen mengatakan bahwa dia telah melarikan diri.
"Dia bisa berada di suatu tempat di pulau Jolo atau di dekat Maguindanao," seorang kolonel tentara yang akrab dengan kelompok militan Islam di Mindanao, mengatakan kepada Reuters.
Tentara Filipina telah menghentikan operasi tempur di Marawi selatan dua minggu yang lalu. Mereka telah menghancurkan apa yang diyakini sebagai sisa-sisa terakhir sebuah aliansi pemberontak yang menguasai bagian-bagian kota tepi danau selama lima bulan.
Mengikuti krisis keamanan terbesar di negara itu dalam beberapa dasawarsa, pasukan telah mendapat keuntungan signifikan dalam sepekan sejak mereka membunuh Isnilon Hapilon, pemimpin kelompok Abu Sayyaf dan "emir" ISIS di Asia Tenggara.
Seseorang yang diasumsikan sebagai wakilnya, Mahmud Ahmad seorang warga Malaysia, juga di percaya telah terbunuh. Pun begitu dengan Omarkhayan Maute, seorang oportunis teratas dalam aliansi tersebut.
"Kami masih mencari Amin Baco," kata Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana, menggambarkan warga Malaysia itu sebagai "pengganti" baru emir para teroris tersebut seperti dikutip dari Reuters, Selasa (7/11/2017).
Kepala polisi Ronaldo dela Rosa mengatakan bahwa dia menerima informasi serupa bahwa Baco, seorang ahli pembuat bom, telah mengambil peran sebagai pemimpin negara Islam.
Para ahli mengatakan Baco dilatih di bawah militan Malaysia Zulkifli bin Hir, alias Marwan, yang terbunuh pada tahun 2015 dalam bentrokan di daerah rawa di provinsi Maguindanao yang menewaskan 44 komandan polisi.
"Informasi yang bisa didapat Baco berasal dari seorang Indonesia yang ditangkap di Marawi minggu lalu," kata dela Rosa.
Meskipun mengumumkan berakhirnya operasi, pasukan masih berjuang menahan diri bersembunyi di tengah reruntuhan sebuah kota yang dilanda serangan udara selama berbulan-bulan. Pasukan sejak membunuh sembilan pria bersenjata di Marawi, kata Kolonel Romeo Brawner pada hari Senin, menekankan mengapa penduduk diungsikan dari zona pertempuran yang dilubangi.
Baco dilaporkan terbunuh di Marawi namun sumber intelijen mengatakan bahwa dia telah melarikan diri.
"Dia bisa berada di suatu tempat di pulau Jolo atau di dekat Maguindanao," seorang kolonel tentara yang akrab dengan kelompok militan Islam di Mindanao, mengatakan kepada Reuters.
Dia mengatakan bahwa Baco telah berada di Filipina sejak lama dan memiliki hubungan dengan kelompok ekstrimis regional Jemaah Islamiah. Dia menikah dengan seorang putri seorang sub-pemimpin militan setempat.
Pada awal 2011, dia memfasilitasi pergerakan ke Filipina dana, senjata dan pejuang dari Indonesia dan Malaysia. Namun hubungannya dengan jaringan ISIS tidak diketahui kuat, kata seorang pejabat intelijen militer lainnya.
Dia mengatakan Baco berada dalam posisi untuk mengambil alih karena keakrabannya dengan ekstremis dari berbagai kelompok di Mindanao.
Lebih dari 1.100 orang - kebanyakan militan - terbunuh dan 350 ribu orang mengungsi akibat kerusuhan Marawi, sebuah krisis yang mengejutkan Filipina yang didominasi Katolik. Krisis ini juga menyebabkan kegelisahan tentang ISIS mendapatkan daya tarik di bagian-bagian Muslim di pulau Mindanao.
Credit sindonews.com
Militan WNI Ungkap Kandidat Pemimpin ISIS Asia Tenggara
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Fajrian)
Ilham mengungkap identitas tersebut saat diinterogasi oleh kepolisian Filipina setelah dia ditangkap dalam operasi pembersihan teroris di Marawi pada pekan lalu. Filipina pun langsung memburu Baco.
"Kami masih mencari Amin Baco," ujar Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (6/11).
Lorenzana mengatakan, Baco merupakan ancaman baru karena dianggap dapat menggantikan Isnilon Hapilon dan Mahmud Ahmad, dua tokoh yang disebut-sebut sebagai 'emir' ISIS di Asia Tenggara.
Kedua pemimpin itu tewas dalam operasi pemberantasan teroris yang sekaligus mengakhiri pertempuran antara militer Filipina dan kelompok militan Maute di Marawi pada bulan lalu.
Sepeninggal Isnilon dan Mahmud, Filipina mencari kemungkinan kemunculan pemimpin baru. Awalnya, Filipina tak memperhitungkan nama Baco yang sempat dinyatakan sudah tewas.
Namun, sejumlah pejabat intelijen memastikan bahwa Baco masih hidup dan berpotensi menjadi pemimpin baru karena memiliki jaringan yang luas.
"Dia kemungkinan berada di Pulau Jolo atau di dekat Maguindanao," ucap seorang kolonel tentara kepada Reuters.
Seorang pejabat intelijen militer lainnya mengatakan, Baco sudah lama bercokol di Filipina dan memiliki hubungan baik dengan kelompok ekstremis Jemaah Islamiah. Ia bahkan dilaporkan meminang putri salah satu pemimpin kelompok tersebut.
Baco mulai menancapkan pengaruhnya di Filipina pada 2011 lalu, ketika ia giat memfasilitasi pergerakan senjata dan militan dari Malaysia juga Indonesia ke Mindanao.
Kepala Kepolisian Filipina, Ronaldo dela Rosa, mengatakan bahwa Baco pernah dilatih oleh militan Malaysia bernama Zulkifli bin Hir alias Marwan, anggota ISIS yang tewas dalam bentrokan di Maguindanao pada 2015 lalu.
Credit cnnindonesia.com