Rabu, 08 November 2017

Kelompok bersenjata serang stasiun TV Kabul


Kelompok bersenjata serang stasiun TV Kabul
Ilustrasi (ANTARA News)



Kabul (CB) - Kelompok bersenjata menyerbu stasiun televisi di Kabul pada Selasa dan banyak staf yang masih ada di dalam gedung itu, kata seorang pegawai kepada AFP, menggambarkan bahwa serangan masih berlangsung.

"Saya melihat tiga penyerang di kamera keamanan sedang memasuki gedung stasiun TV ini. Mereka pertama-tama menembak penjaga dan kemudian memasuki gedung. Mereka mulai melemparkan granat dan menembak," kata reporter Shamshad TV Faisal Zaland, yang melarikan diri melalui pintu belakang.

Shamshad TV, sebuah stasiun berbahasa Pashto yang menyiarkan secara nasional, mentransmisikan sebuah gambar, alih-alih program yang biasanya.

Zaland mengatakan kepada AFP bahwa pasukan keamanan berada di area kompleks Shamshad di ibu kota Afghanistan "mencoba melumpuhkan para pelaku".

"Banyak rekan saya masih berada di dalam gedung," tambahnya.

Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid membantah bahwa kelompok militan tersebut terlibat dalam serangan itu dalam sebuah pesan di Twitter.

Kementerian dalam negeri mengatakan kepada AFP bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut namun tidak memiliki rincian lebih lanjut.

Kabul telah diguncang oleh serangkaian serangan mematikan dalam beberapa pekan terakhir saat gerilyawan Taliban dan ISIS meningkatkan serangan terhadap instalasi keamanan dan masjid. 




Credit  antaranews.com


Sempat Tunda Siarannya, Shamshad TV Kembali Tayang


Sempat Tunda Siarannya, Shamshad TV Kembali Tayang
Sempat Tunda Siarannya Shamshad TV Kembali Tayang. (AFP).


KABUL - Kekerasan terhadap wartawan terus terjadi di Afghanistan. Teranyar, stasiun televisi lokal Shamshad TV diserang sekelompok pria bersenjata, kemarin. Sedikitnya tiga orang tewas dan 20 lainnya luka-luka. Kelompok negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab dalam serangan brutal itu.

Berdasarkan keterangan polisi, satu pelaku menyamar sebagai seorang polisi. Dia membunuh petugas keamanan Shamshad TV sebelum melepaskan tembakan kepada para karyawan di dalam sebuah gedung. Shamshad TV merupakan broadcaster berbahasa Pashto yang dikenal anti-kelompok militan seperti ISIS.

Pasukan khusus Afghanistan langsung diterjunkan. Mereka terlibat kontak senjata selama dua jam. “Lelaki berpakaian polisi datang masuk dan melempar granat tangan yang menewaskan satu petugas keamanan dan melukai yang lainnya,” kata direktor berita Shamshad Abed Ehsas kepada Tolo News TV, dikutip Reuters.

“Setelah itu, yang lainnya masuk ke dalam kantor dan mulai melepaskan tembakan. Beberapa kolega kami tertembak, meski alhamdulillah banyak yang berhasil selamat. Beberapa orang ada yang terluka, baik akibat tertembak, terkena pecahan kaca, ataupun akibat melompat dari lantai atas,” sambung Ehsas.

Selama serangan berlangsung, pasukan khusus Afghanistan meledakkan dinding beton kantor Shamshad TV agar bisa masuk. Sedikitnya seorang pelaku tewas dalam operasi di dalam gedung, sedangkan yang lainnya tewas di luar gedung. Serangan seperti ini sudah menjadi peristiwa sehari-hari di Kabul, kota paling berbahaya.

Berdasarkan laporan Kantor Berita Amaq, ISIS mengaku bertanggung jawab, meski hal ini tidak dapat diverifikasi. ISIS dilaporkan memiliki markas di Provinsi Nangarhar. ISIS juga sebelumnya mengklaim sejumlah serangan di Afghanistan. Sebaliknya, Juru Bicara (Jubir) Taliban Zabihullah Mujahid menepis keterlibatan.

Shamshad TV sempat menunda layanan siaran. Namun, dua jam kemudian, Shamshad TV memulihkan operasi.



Credit  sindonews.com

ISIS Klaim Serangan di Stasiun TV Afghanistan



KABUL - Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah stasiun televisi di Kabul. Sekelompok orang bersenjata menyamar menjadi polisi dan membunuh seorang satpam serta melepaskan tembakan ke arah staf. Ini merupakan serangan terbaru terhadap pekerja media di Afghanistan.

Pasukan khusus Afghanistan berhasil melibas serangan terhadap Shamshad TV, sebuah stasiun televisi swasta berbahasa Pashto yang berbasis di dekat stadion nasional, setelah sekitar dua jam. Namun polisi mengatakan setidaknya dua orang telah terbunuh dan 20 terluka.

"Orang-orang berpakaian dengan pakaian polisi masuk dan awalnya melemparkan granat tangan, yang membunuh salah satu penjaga kami dan melukai yang lain," ujar Abed Ehsas, direktur berita Shamshad.

"Setelah itu, yang lainnya masuk ke gedung kami dan mulai menembaki. Beberapa rekan kami dipukul, terima kasih, Tuhan, banyak yang berhasil keluar. Beberapa terluka oleh tembakan, kaca jatuh dan saat mereka melompat dari lantai tinggi," sambungnya seperti dinukil dari Reuters, Rabu (8/11/2017).



Selama serangan tersebut, sebuah unit pasukan khusus meledakkan dinding beton di sekitar kompleks tersebut dan memasuki lokasi di tengah tembakan. Setidaknya satu penyerang tewas dalam operasi tersebut, sementara yang lain tewas di pintu masuk kompleks.

Dalam sebuah pernyataan yang di muat kantor berita Amaq, ISIS mengaku bertanggung jawab, tanpa memberikan bukti. Kelompok tersebut, yang berbasis di provinsi Nangarhar timur, telah mengklaim sejumlah serangan terhadap sasaran sipil di ibukota Afghanistan.

Tak lama setelah permulaan serangan tersebut, juru bicara utama Taliban, Zabihullah Mujahid mengeluarkan pernyataan yang menolak keterlibatan kelompoknya.

Serangan bunuh diri telah menjadi bagian yang sangat familier dalam kehidupan sehari-hari di Kabul, sekarang dianggap sebagai salah satu tempat paling berbahaya di Afghanistan bagi warga sipil. Tapi itu juga yang terbaru dalam rangkaian yang menargetkan wartawan Afghanistan dan pekerja media.

Tahun lalu seorang pembom bunuh diri Taliban membunuh tujuh anggota stasiun televisi swasta terbesar Afghanistan, Tolo. Pada bulan Mei, Negara Islam mengaku bertanggung jawab atas serangan bunuh diri terhadap penyiar negara bagian RTA di kota timur Jalalabad.

Serangan hari Selasa, yang menggarisbawahi kesan ketidakamanan kronis di Kabul, terjadi sekitar tiga minggu setelah serangkaian serangan termasuk satu di sebuah masjid Syiah di kota tersebut dimana lebih dari 50 orang terbunuh. 

Shamshad TV menghentikan pemrograman normal selama serangan, mentransmisikan hanya gambar diam. Tapi siaran dilanjutkan setelah sekitar dua jam, mengatakan bahwa insiden tersebut telah berakhir dan staf terjebak dalam bangunan yang diselamatkan oleh polisi.



Credit  sindonews.com