WASHINGTON
- Pentagon dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyangkal
klaim Kepala Strategi Utama Gedung Putih Stephen Bannon bahwa tak ada
opsi militer terhadap ancaman serangan nuklir Korea Utara (Korut).
Kepala Pentagon James Norman Mattis dan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson menegaskan bahwa militer AS sudah siap untuk merespons ancaman rezim Pyongyang pimpinan Kim Jong-un.
Tillerson menekankan kesiapan militer Washington itu setelah melakukan pembicaraan keamanan dengan sekutu dekat AS, Jepang. Menurutnya, AS tetap mencari solusi damai untuk mengatasi program senjata nuklir Korea Utara, tapi tekanan ekonomi dan opsi militer tetap tersaji di meja.
“Washington siap secara militer untuk menanggapi, jika perlu,” kata Tillerson, seperti dilansir Chicago Tribune, Jumat (18/8/2017).
Komentar Tillerson muncul setelah berbicara dengan Kepala Pentagon atau Menteri Pertahanan James Mattis. Dua pejabat tinggi AS itu melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera dan Menteri Luar Negeri Taro Kono di kantor Departemen Luar Negeri AS.
Baik Tillerson maupun Mattis menolak langsung argumen Stephen Bannon yang mengklaim tidak ada solusi militer untuk rezim Kim Jong-un.
”Berkaitan erat dengan sekutu kami, ada konsekuensi militer yang kuat jika DPRK (Korut) memulai permusuhan,” kata Mattis.
Mattis mengatakan bahwa jika Korea Utara meluncurkan rudal ke Jepang, pulau Guam atau pun Korea Selatan, maka saat itulah opsi militer Washington dijalankan.”Kami akan segera mengambil tindakan spesifik untuk menuruntuhkannya,” ujar Mattis mengacu pada serangan rudal Pyongyang jika nekat dilakukan rezim Kim Jong-un.
“Peluncuran rudal Korea Utara harus segera dihentikan,” imbuh Tillerson. “Upaya diplomatik harus didukung oleh konsekuensi militer yang kuat jika Korea Utara memilih yang salah.”
Kepala Pentagon James Norman Mattis dan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson menegaskan bahwa militer AS sudah siap untuk merespons ancaman rezim Pyongyang pimpinan Kim Jong-un.
Tillerson menekankan kesiapan militer Washington itu setelah melakukan pembicaraan keamanan dengan sekutu dekat AS, Jepang. Menurutnya, AS tetap mencari solusi damai untuk mengatasi program senjata nuklir Korea Utara, tapi tekanan ekonomi dan opsi militer tetap tersaji di meja.
“Washington siap secara militer untuk menanggapi, jika perlu,” kata Tillerson, seperti dilansir Chicago Tribune, Jumat (18/8/2017).
Komentar Tillerson muncul setelah berbicara dengan Kepala Pentagon atau Menteri Pertahanan James Mattis. Dua pejabat tinggi AS itu melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera dan Menteri Luar Negeri Taro Kono di kantor Departemen Luar Negeri AS.
Baik Tillerson maupun Mattis menolak langsung argumen Stephen Bannon yang mengklaim tidak ada solusi militer untuk rezim Kim Jong-un.
”Berkaitan erat dengan sekutu kami, ada konsekuensi militer yang kuat jika DPRK (Korut) memulai permusuhan,” kata Mattis.
Mattis mengatakan bahwa jika Korea Utara meluncurkan rudal ke Jepang, pulau Guam atau pun Korea Selatan, maka saat itulah opsi militer Washington dijalankan.”Kami akan segera mengambil tindakan spesifik untuk menuruntuhkannya,” ujar Mattis mengacu pada serangan rudal Pyongyang jika nekat dilakukan rezim Kim Jong-un.
“Peluncuran rudal Korea Utara harus segera dihentikan,” imbuh Tillerson. “Upaya diplomatik harus didukung oleh konsekuensi militer yang kuat jika Korea Utara memilih yang salah.”
Seperti diberitakan sebelumnya, Bannon membuat pernyataan yang berseberangan dengan pemerintah Trump dengan menihilkan solusi militer untuk Korut. Dia bahkan menyebut ancaman Pyongyang hanya tontonan.
”Tidak ada solusi militer (untuk ancaman nuklir Korea Utara), lupakan saja,” kata Bannon kepada The Prospect dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Rabu.
”Sampai seseorang menyelesaikan bagian dari persamaan yang menunjukkan kepada saya bahwa 10 juta orang di Seoul tidak meninggal dalam 30 menit pertama dari senjata konvensional, saya tidak tahu apa yang sedang Anda bicarakan, tidak ada solusi militer di sini,” ujar Bannon.
Bannon justru blakblakan bahwa AS saat ini sedang “perang ekonomi” dengan China.”Kami berperang dengan China,” katanya.
”Ada dalam semua literatur mereka (China). Mereka tidak malu mengatakan apa yang sedang mereka lakukan. Salah satu dari kita akan menjadi hegemon dalam 25 atau 30 tahun,” paparnya.
”Di Korea, mereka hanya mengetuk kita,” imbuh Bannon. ”Itu hanya tontonan saja.”
Credit sindonews.com