WASHINGTON - Media-media
di Amerika Serikat (AS) melaporkan sebuah pesawat pengintai Rusia
terbang di atas ibukota AS, Washington DC. Pesawat itu kemudian terbang
ke arah New York, dan New Jersey.
Menurut laporan Politico, pesawat pengintai milik Rusia, Tupolev Tu-154 M meninggalkan Moskow, dan memasuki wilayah udara AS di sekitar Pulau Chincoteague di Virginia pada Rabu pagi.
"Pesawat tersebut terbang beberapa saat melewati wilayah metro DC selama sekitar satu jam sekitar jam makan siang dan sebentar memasuki Virginia, West Virginia dan Pennsylvania," bunyi laporan Politico, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (10/8).
Sementara itu, pihak kepolisian Washington DC dilaporkan telah mengeluarkan peringatan akan adanya sebuah pesawat yang terbang terbang di atas beberapa Washington.
Penerbangan semacam itu sendiri sejatinya legal dan disahkan oleh sebuah perjanjian tahun 1992 yang dikenal sebagai Perjanjian Open Skies, yang memungkinkan AS, dan Rusia melakukan penerbangan pengintaian di wilayah masing-masing.
Menurut keterangan Kementerian Luar Negeri AS kedua negara telah melakukan penerbangan sejenis tersebut setidaknya sebanyak 165 kali dalam kurun waktu 15 tahun terakhir.
Menurut laporan Politico, pesawat pengintai milik Rusia, Tupolev Tu-154 M meninggalkan Moskow, dan memasuki wilayah udara AS di sekitar Pulau Chincoteague di Virginia pada Rabu pagi.
"Pesawat tersebut terbang beberapa saat melewati wilayah metro DC selama sekitar satu jam sekitar jam makan siang dan sebentar memasuki Virginia, West Virginia dan Pennsylvania," bunyi laporan Politico, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (10/8).
Sementara itu, pihak kepolisian Washington DC dilaporkan telah mengeluarkan peringatan akan adanya sebuah pesawat yang terbang terbang di atas beberapa Washington.
Penerbangan semacam itu sendiri sejatinya legal dan disahkan oleh sebuah perjanjian tahun 1992 yang dikenal sebagai Perjanjian Open Skies, yang memungkinkan AS, dan Rusia melakukan penerbangan pengintaian di wilayah masing-masing.
Menurut keterangan Kementerian Luar Negeri AS kedua negara telah melakukan penerbangan sejenis tersebut setidaknya sebanyak 165 kali dalam kurun waktu 15 tahun terakhir.
Credit sindonews.com