MOSKOW - Rusia
membenarkan laporan yang menyebut pesawat pengintai mereka terbang di
atas ibukota Amerika Serikat (AS), Washington DC. Menurut Moskow,
penerbangan ini sah dan tidak berbahaya, karena pesawat itu tidak
membawa senjata.
"Tujuan dari penerbangan semacam itu adalah untuk melihat bagaimana berbagai kesepakatan pengendalian senjata diterapkan, kendali atas kegiatan militer dilaksanakan," kata Wakil Ketua Komite Pertahanan dan Keamanan Dewan Federasi Rusia, Vladimir Dzhabarov.
"Penerbangan semacam itu tidak dapat menimbulkan bahaya ke sisi lain, karena tidak ada senjata di atas pesawat tersebut," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (10/8).
Dzhabarov kemudian menekankan bahwa penerbangan semacam itu adalah praktik umum, dan pesawat AS juga sering melakukan penerbangan pengamatan di wilayah Rusia, dengan dikoordinasikan dengan Kementerian Pertahanan.
"Tapi mengingat histeria anti-Rusia yang menyebar ke seluruh Amerika, setiap penerbangan semacam ini dianggap sebagai gangguan dan serangan yang dilakukan oleh Rusia," tukasnya.
Rusia dan AS sendiri sejatinya memang sebuah perjanjian yang ditandatangi pada tahun 1992 yang dikenal sebagai Perjanjian Open Skies, yang memungkinkan AS, dan Rusia untuk melakukan penerbangan pengintaian di wilayah masing-masing.
"Tujuan dari penerbangan semacam itu adalah untuk melihat bagaimana berbagai kesepakatan pengendalian senjata diterapkan, kendali atas kegiatan militer dilaksanakan," kata Wakil Ketua Komite Pertahanan dan Keamanan Dewan Federasi Rusia, Vladimir Dzhabarov.
"Penerbangan semacam itu tidak dapat menimbulkan bahaya ke sisi lain, karena tidak ada senjata di atas pesawat tersebut," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (10/8).
Dzhabarov kemudian menekankan bahwa penerbangan semacam itu adalah praktik umum, dan pesawat AS juga sering melakukan penerbangan pengamatan di wilayah Rusia, dengan dikoordinasikan dengan Kementerian Pertahanan.
"Tapi mengingat histeria anti-Rusia yang menyebar ke seluruh Amerika, setiap penerbangan semacam ini dianggap sebagai gangguan dan serangan yang dilakukan oleh Rusia," tukasnya.
Rusia dan AS sendiri sejatinya memang sebuah perjanjian yang ditandatangi pada tahun 1992 yang dikenal sebagai Perjanjian Open Skies, yang memungkinkan AS, dan Rusia untuk melakukan penerbangan pengintaian di wilayah masing-masing.
Credit sindonews.com