WASHINGTON
- Amerika Serikat (AS) dapat memberikan Korea Selatan (Korsel)
membangun hulu ledak dan rudal lebih besar karena meningkatnya
ketegangan dengan Korea Utara (Korut). Hal itu dikatakan oleh juru
bicara Pentagon, Jeff Davis.
"Saat ini ada batas ukuran hulu ledak dan rudal yang bisa dimiliki Korsel dan ya, ini adalah topik yang sedang dipertimbangkan di sini," ujar Davis.
"Saya akan mengatakan kepada Anda bahwa kami akan cenderung melakukan sesuatu yang dapat meningkatkan kemampuan pertahanan Korsel dan kami pasti telah melihat perubahan aliansi serta menyesuaikan diri dari waktu ke waktu sebelumnya," sambungnya seperti dikutip dari Express, Rabu (9/8/2017).
Saat ini Korsel hanya diizinkan untuk mengembangkan rudal dengan muatan 1.102 pon dan kisaran 497 mil di bawah pedoman yang belum dimodifikasi sejak 2012.
Menurut Pentagon, Pyongyang telah berulang kali mengancam akan melenyapkan tetangganya di selatan karena "menari sesuai irama psikopat seperti Donald Trump" dan Seoul meminta peninjauan kembali pedoman saat ini.
Langkah-langkah yang harus diambil setelah peninjauan akan ditentukan oleh Departemen Luar Negeri AS dan militernya.
Berita tersebut muncul saat Korut mengumumkan bahwa pihaknya dapat meluncurkan serangan rudal ke pangkalan militer AS di Guam kapan saja.
Sebelum ancaman terbaru Pyongyang, Presiden Trump memperingatkan Kim Jong-un bahwa Korut akan bertemu dengan "api dan kemarahan" jika negara nakal tersebut terus mengancam AS.
"Saat ini ada batas ukuran hulu ledak dan rudal yang bisa dimiliki Korsel dan ya, ini adalah topik yang sedang dipertimbangkan di sini," ujar Davis.
"Saya akan mengatakan kepada Anda bahwa kami akan cenderung melakukan sesuatu yang dapat meningkatkan kemampuan pertahanan Korsel dan kami pasti telah melihat perubahan aliansi serta menyesuaikan diri dari waktu ke waktu sebelumnya," sambungnya seperti dikutip dari Express, Rabu (9/8/2017).
Saat ini Korsel hanya diizinkan untuk mengembangkan rudal dengan muatan 1.102 pon dan kisaran 497 mil di bawah pedoman yang belum dimodifikasi sejak 2012.
Menurut Pentagon, Pyongyang telah berulang kali mengancam akan melenyapkan tetangganya di selatan karena "menari sesuai irama psikopat seperti Donald Trump" dan Seoul meminta peninjauan kembali pedoman saat ini.
Langkah-langkah yang harus diambil setelah peninjauan akan ditentukan oleh Departemen Luar Negeri AS dan militernya.
Berita tersebut muncul saat Korut mengumumkan bahwa pihaknya dapat meluncurkan serangan rudal ke pangkalan militer AS di Guam kapan saja.
Sebelum ancaman terbaru Pyongyang, Presiden Trump memperingatkan Kim Jong-un bahwa Korut akan bertemu dengan "api dan kemarahan" jika negara nakal tersebut terus mengancam AS.
Credit sindonews.com