Foto: Michael Agustinus
Jakarta - Saat ini sekitar 30 negara di dunia telah memanfaatkan energi nuklir untuk pembangkit listrik. Salah satu negara yang paling maju dalam pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) adalah Rusia.
Ahli nuklir asal Rusia yang diundang dalam workshop Modern Nuclear Technologies yang diselenggarakan pagi ini di Russian Center of Science and Culture, Prof. Dr. Dmitrii Samokhin, menjelaskan bahwa uranium yang dipakai untuk PLTN ukurannya kecil sekali.
pellet uranium (Foto: Michael Agustinus-detikFinance)
|
Uranium yang digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik tersebut berbentuk pellet berwarna hitam. Bentuknya seperti peluru dari logam, diameternya tak sampai 0,5 centimeter (cm).
"Seperti kita ketahui, bahan bakar uranium tidak aktif. Bentuknya seperti metal, seperti baja. Saya memiliki pellet uranium, itu adalah bagian yang sangat kecil, anda bisa melihatnya," kata Dmitrii dalam diskusi di Russian Center of Science and Culture, Jakarta, Selasa (11/10/2016).
Dmitrii mengungkapkan bahwa ada tambang uranium di sekitar 20 negara. Yang paling besar ada di Australia, Namibia, Nigeria, Rusia, dan Kanada. Dari negara-negara inilah sebagian uranium untuk PLTN diambil.
"Uranium ditambang di sekitar 20 negara di dunia. Negara paling penting adalah Australia, Namibia, Nigeria, Rusia, dan Kanada," tutupnya.
Credit detikFinance