Jumat, 05 Februari 2016

Perundingan Damai Suriah Ditangguhkan



Perundingan Damai Suriah Ditangguhkan  
Perundingan damai di Suriah yang berlangsung di Jenewa ditangguhkan, kemungkinan karena eskalasi serangan udara oleh Rusia. (Reuters/Denis Balibouse)
 
Jenewa, CB -- Perundingan damai Suriah yang dimediasi oleh PBB ditangguhkan.

“Saya menyimpulkan setelah minggu pertama persiapan ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, bukan oleh kami, tapi oleh pemegang kebijakan,” kata utusan PBB, Staffan de Mistura, Rabu (3/2). “Saya sudah mengindikasikan dari hari pertama bahwa saya tak akan hanya berbicara saja.”

Mistura berbicara setelah ia bertemu dengan koordinator oposisi, Riad Hijab, yang baru tiba di Jenewa, Swiss.

Seorang pejabat senior PBB yang tak ingin disebut namanya mengatakan bahwa Mistura menyerukan penangguhan perundingan setelah Rusia meningkatkan serangan udara untuk membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad. Serangan ini dianggap merusak proses upaya perdamaian.

“Saya kira utusan khusus memutuskan untuk menangguhkan pembcoaraan karena PBB tidak ingin diasosiasikan dengan eskalasi Rusia di Suriah, yang merusak perundingan keseluruhan,” kata pejabat itu.

“Peningkatkan serangan udara membuat pemerintah membuat kemajuan, namun juga ditujukan untuk mempermalukan kelompok oposisi di lapangan dan di Jenewa,” tambah dia.

Hijab mengatakan bahwa itu bukanlah kesempatan terakhir untuk perdamaian, namun oposisi tidak akan kembali ke perundingan damai tanpa bukti peningkatan kemanusiaan di lapangan. Penangguhan ini, menurut dia, adalah kesempatan masyarakat internasional untuk menekan Assad dan sekutunya.

Beberapa hari sebelumnya, Mistura memang belum bisa mempertemukan kedua pihak—pemerintah dan oposisi. Kantornya memperkirakan perundingan akan dimulai lagi pada 25 Februari, namun bisa juga sebelum itu.

Hijab menyalahkan delegasi pemerintah Suriah atas penangguhan perundingan, namun pemimpin delegasi Assad, Bashar Ja’afari mengatakan itu adalah “kegagalan semua orang kecuali Republik Arab Suriah.”

“Kami mempertimbangkan gaya yang digunakan oleh utusan khusus untuk membenarkan penarikan delegasi Riyadh di bawah instruksi Arab Saudi, Ratar dan Turki tidak subjektif. [Utusan khusus] tidak mengatakan apa yang sebenarnya,” kata Ja’afari.



Credit  CNN Indonesia