Kamis, 18 Februari 2016

Pemerintah dorong industri komponen penerbangan nasional



Pemerintah dorong industri komponen penerbangan nasional
Model pesawat komuter R80 rancangan PT Regio Aviasi Industri menjadi latar depan dalam foto bersama Menteri Perindustrian, Saleh Husin (lima kanan), bersama komisaris PT RAI, Ilham Habibie, dan para direksi PT Dirgantara Indonesia, di sela Singapore Air Show 2016, Rabu. PT RAI menyatakan, R80 akan mengudara pada 2019 nanti. (www.antaranews.com/Ade P Marboen)
Caranya bisa dengan insentif fiskal atau nonfiskal dan ini telah dituangkan dalam paket kebijakan sehingga pajak masuknya menjadi 0 persen."
Changi, Singapura (CB) - Menteri Perindustrian, Saleh Husin, menyatakan, pemerintah sangat serius mendorong industri penerbangan nasional berkembang, di antaranya industri komponen pesawat terbang dan industri perawatan pesawat terbang. 

Sampai saat ini 70 persen dari seluruh pesawat terbang nasional saat ini masih dirawat dan diperbaiki di Singapura. 

"Tentu industri komponen untuk mendukung industri pesawat terbang, baik oleh PT Dirgantara Indonesia atau kelompoknya Pak Ilham Habibie. Harus didukung dan didorong untuk dilaksanakan di dalam negeri," katanya, di sela Singapore Air Show 2016, di Changi, Rabu.  

Kementerian Perindustrian membuka satu gerai besar industri penerbangan nasional di Singapore Air Show 2016 itu. 

Pemerintah telah menuangkan kebijakan untuk mendorong peningkatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional melalui paket-paket Kebijakan Ekonomi. Subsektor penerbangan menjadi hal yang termasuk awal didorong dalam paket kebijakan itu. 

"Caranya bisa dengan insentif fiskal atau nonfiskal dan ini telah dituangkan dalam paket kebijakan sehingga pajak masuknya menjadi 0 persen," kata dia. 

Sebelumnya, komisaris PT Regio Aviasi Industri, Ilham Habibie, menyatakan keperluan mereka akan dukungan nyata pemerintah di industri penerbangan ini. Satu hal yang dia sorot adalah rezim pajak yang dia nilai masih harus lebih bersahabat dengan keperluan industri penerbangan nasional. 

"Oktober lalu kami sudah dapat surat dukungan dari Presiden Jokowi. Yang ada tinggal penerjemahan peraturan yang berlaku. Finansial bukan segala-galanya, bisa juga dari pajak impor, pajak ekspor, dan lain sebagainya," kata dia.  

PT RAI tengah berkutat mewujudkan pesawat komuter R80 yang berteknologi maju.

Dia memberi contoh, manufaktur yang mengimpor material mentah ke Indonesia dipajaki, makanya produk Indonesia tidak kompetitif. Masih banyak peraturan lain yang harus disesuaikan dengan keperluan industri. 

"Yang paling aman adalah jaminan dalam bentuk undang-undang walau memerlukan satu usaha besar sekali," katanya. 

Tentang industri perawatan dan pemeliharaan pesawat terbang, kata Husin, adalah peluang bisnis nasional yang sebetulnya sangat mampu diraih dan dilakukan putra-putra Indonesia. 

"70 persen pesawat terbang kita dirawat di Singapura yang luas wilayahnya terbatas. Kemampuan kita sudah sangat mampu untuk itu," kata dia.




Credit  ANTARA News