Jumat, 19 Februari 2016

AS Kirim Pasukan 4 Kali Lipat ke Latihan Gabungan Korsel



Tentara AS berdiri dekat pesawat tempur siluman F-22 di Pangkalan Angkatan Udara Osan, Pyeongtaek, bagian selatan Seoul, pada Rabu, 17 Februari 2016.
Tentara AS berdiri dekat pesawat tempur siluman F-22 di Pangkalan Angkatan Udara Osan, Pyeongtaek, bagian selatan Seoul, pada Rabu, 17 Februari 2016. (AFP Photo)


Seoul – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menyampaikan, Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan pasukannya 4 kali lipat dari yang direncanakan untuk ikut serta dalam latihan militer gabungan dengan Korea Selatan, pada bulan depan, setelah uji coba nuklir dan rudal oleh Korea Utara (Korut).
Kantor berita Yonhap, Kamis (18/2), mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min Goo bahwa AS akan mengirimkan 15.000 tentara dalam latihan simulasi komputer tahunan “Key Resolve”. Jumlah pasukan AS itu naik dari 3.700 di tahun lalu.
Han menambahkan, Korea Selatan juga akan meningkatkan jumlah pasukan yang dikirim.
Latihan gabungan “Key Resolve”, yang tahun lalu berlangsung 10 hari, biasanya dimulai bersamaan dengan latihan di lapangan yang disebut dengan “Foal Eagle” - latihan militer gabungan lain yang berlangsung sekitar 50 hari.
Yonhap melaporkan, Foal Eagle juga diharapkan menjadi latihan terbesar di tahun ini, dan menjadi daya tarik utama aset-aset strategis AS seperti brigade tempur angkatan udara, marinis, armada angkatan laut, yang dipimpin kapal induk dan kapal selam bertenaga nuklir.
Korea Utara kerap kali mengeluarkan pernyataan retorika permusuhan di sekitar waktu latihan militer gabungan AS-Korea Selatan, yang biasanya memicu lonjakan tajam ketegangan di semenanjung.
Pada saat latihan gabungan dimulai, tahun lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendesak tentaranya bersiap perang dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Negeri Komunis itu juga menembakkan rudal balistik jarak pendek ke arah laut di awal latihan.
Bulan lalu, Korea Utara melakukan uji coba nuklir keempat meskipun mendapat kecaman internasional dan diikuti dengan peluncuran roket jarak jauh, pada 7 Februari. Peluncuran itu mendapat kecaman luas karena uji coba rudal balistik dilarang berdasarkan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
AS dan Korea Selatan pun merespons dengan serangkaian kegiatan militer. Pada Senin (15/2), Kapal selam peran USS North Carolina tiba di pelabuhan Busan selatan untuk latihan gabungan dengan angkatan laut Korea Selatan. Empat pesawat tempur siluman F-22 juga dikerahkan menuju pangkalan udara di dekat Seoul, Rabu (17/2).
Korea Selatan dan AS juga menetapkan untu memulai pembicaraan, pada pekan ini sehubungan dengan kemungkinan untuk mengeraghkan sistem pertahanan rudal AS, meskipun ada tentangan Tiongkok.
Terminal High Altitude Area Defence System (THAAD) AS akan menembakkan rudal-rudal anti-balistik ke udara dengan tujuan untuk menghancurkan ke roket musuh selama fase penerbangan terakhir mereka.
“Kami akan menggunakan hak berdaulat kami mengenai masalah ini dan dalam membuat keputusan. Tidak ada yang lebih penting dari mengambil langkah-langkah untuk melindungi rakyat dan aset mereka dari lonjakan ancaman nuklir dan rudal dari Korea Utara,” ujar Moon.



Credit  Beritasatu.com