Ilustrasi planet Mars. (DasWortgewand/Pixabay)
Sebuah penelitian baru di dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science menjabarkan, setidaknya manusia harus menyukai makan daging dan mampu tidur larut malam.
Tubuh manusia memiliki jam internal yang mengetahui berapa lama dalam satu hari — dan semuanya 'dirancang' untuk 24 jam saja.
Kemudian ada bukti yang menunjukan, manusia yang terbiasa bangun pagi nyatanya memiliki jam tubuh yang bekerja lebih cepat di atas rata-rata, sementara mereka yang lebih sering tidur malam justru jam tubuhnya bekerja lebih lambat.
Nah, dalam satu hari di Mars ternyata 37 menit lebih lama dari 24 jam, sehingga manusia yang jam tubuhnya bekerja lebih lambat dari normal dipercaya akan beradaptasi di Planet Merah lebih mudah.
Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya menyelaraskan jam tubuh kita dengan rotasi planet yang sedang dihuni.
"Kecepatan rotasi Mars kemungkinan berada di batasan jam tubuh banyak orang, tapi mereka yang jam tubuhnya lebih pendek — tipe morning person terutama — bisa jadi mengalami kesulitan serius dalam jangka panjang," terang salah satu peneliti Andrew Loudon kepada The Telegraph.
Ia melanjutkan, “Hal ini harus dipertimbangkan kembali oleh NASA yang ingin mengirim awak manusia ke Mars."
Selain perkara jam tidur, Loudon juga menjelaskan soal kebiasaan makan. Vegetarian dan siapapun yang sedang dalam program diet ekstrem tidak dirancang untuk penjelajahan ke Mars.
Seperi yang dikatakan ilmuwan makanan NASA Vicky Kloeris kepada Popular Science, orang-orang yang dikirim ke Mars bakal mendapatkan asupan makanan normal dan sama seperti astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Walau begitu, NASA tetap akan menjalankan program penanaman tumbuhan yang bisa dimakan dan tetap menjaga nutrisi yang terkandung di dalamnya.
Tandanya, Kloeris dan para koleganya di NASA berencana untuk memasak menu makanan secara keseluruhan agar menyeimbangkan kebutuhan para awak yang memang cenderung vegetarian. Mereka juga tetap akan menguji sejumlah menu makanan agar bisa menjaganya tetap segar dan lezat selama di antariksa.
"Jika Anda ingin mengirim seorang vegetarian atau yang tidak bisa mengonsumsi gluten, maka Anda harus menyediakan akomodasi istimewa. Tentu butuh biaya ekstra. Hal ini bakal jadi pertimbangan bagi NASA," ungkap Kloeris.
Rencana NASA sambangi Mars didukung oleh Kongres Amerika Serikat yang belakangan melayangkan ajuan tentang bagaimana cara para astronaut membangun tempat tinggal di Mars. Sebab, mereka berasumsi awak manusia yang dikirim ke Planet Merah itu setidaknya menghabiskan waktu penjelajahan selama enam bulan.
NASA telah diberi alokasi dana sebesar US$ 55 juta atau setara Rp 758 miliar untuk membangun modul tempat tinggal antariksa yang ditargetkan rampung pada 2018.
NASA memang merencanakan perjalanan awak manusia ke planet Mars sekitar tahun 2030-an menggunakan pesawat antariksa Orion. "Perjalanan manusia ke Mars bukan sekadar fiksi ilmiah. Ini sungguhan. Kami harus betul-betul melakukannya," ujar salah satu pengelola NASA, Jim Erickson beberapa waktu lalu.
Credit CNN Indonesia