Indonesia berpartisipasi aktif dalam dua even tersebut adalah menunjukan komitmen Indonesia baik mengelola hutan secara berkelanjutan maupun kebijakan-kebijakan kita yang terkait dengan masalah energi teebarukan,"Paris (CB) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjelaskan kehadiran Indonesia dalam KTT Perubahan Iklim di Paris, Prancis, Selasa, untuk menunjukan komitmen dalam pengelolaan hutan berkesinambungan dan energi terbarukan.
Sebelumnya dalam rangkaian acara KTT Perubahan Iklim atau COP 21 (Conference of Parties), Presiden Joko Widodo menghadiri dua acara sampingan yaitu "Mission Innovative" dan "Leaders event on forest and climate change".
"Indonesia berpartisipasi aktif dalam dua even tersebut adalah menunjukan komitmen Indonesia baik mengelola hutan secara berkelanjutan maupun kebijakan-kebijakan kita yang terkait dengan masalah energi teebarukan," ujar Menlu Retno
Dari hasil pertemuan "side event" (cara sampingan) mengenai masalah forest menghasilkan "leader statement on forest and climate change" (pernyataan para pemimpin terkait hutan dan perubahan iklim) yang menjelaskan peran hutan terhadap perkembangan berkelanjutan.
Kemudian dijelaskan juga ada satu milyar orang yang secara tidak langsung hidupnya terkait dengan hutan dan ada enam miliar orang yang secara tidak langsung terkait dengan masalah hutan.
"Pernyataan itu sendiri sudah merefleksikan kepentingan negara-negara yang terlibat, termasuk Indonesia, yang cukup seimbang pada tiga pilarnya yaitu pilar mitigasi, pilar adaptasi dan means of implementation (penerapan)," tambah Retno.
Jadi dengan pernyataan tersebut Indonesia menunjukan kepemimpinannya dan skaligus menunjukan komitmen yang tinggi untuk mengelola hutan secara lestari, tegas Retno.
Dalam konteks energi terbarukan, Retno menegaskan bahwa Indonesia telah memiliki kebijakan yang jelas ke arah mana.
"Jadi untuk hutan ada 17 negara yang terlibat Australia, Brazil, Kanada, Kolombia, Kongo, Etiopia, Perancis, Gabon, Jerman, Indonesia, Jepang, Liberia, Meksiko, Norwegia, Peru, Inggris dan AS untuk masalah hutan," tambah Retno.
Pemerintah telah memutuskan untuk mencapai 23 persen pemakaian energi terbarukan pada tahun 2025 dan juga ada kebijakan yang akan mengarah kepada elektrifikasi pedesaan yang diperkirakan hampir tercapai 100 persen pada tahun 2019.
Credit ANTARA News