Peringatan Hari Bela Negara di Serang, Banten, 19 Desember 2014. (ANTARA/Asep Fathulrahman)
“Sistem pertahanan negara itu ada tiga lapis. Komponen utama TNI, kedua ialah komponen cadangan, ketiga komponen pendukung. Untuk kesiapan komponen cadangan dan pendukung, dibutuhkan upaya memberikan kesadaran bela negara kepada seluruh rakyat Indonesia,” kata Moeldoko usai menghadiri acara seminar di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Sepengetahuan Moeldoko, dalam rencana strategis komponen cadangan disebut tiap kabupaten nantinya memiliki satu batalion. “(Satu batalion) kurang lebih berisi 750-an orang. Tapi soal target terkait upaya peningkatan kesadaran bela negara, bisa berapa saja jumlahnya,” kata dia.
Komponen cadangan yang dimaksud Moeldoko itu ialah pasukan cadangan yang terdiri dari warga negara yang menggabungkan peran militer dengan sipil. Sistem pertahanan macam ini dianut oleh sebagian negara.
Bela negara, kata Moeldoko, bukan soal memegang senjata, tapi soal rasa memiliki negara. “Ini soal jiwa. Bagaimana disiplin dan tanggung jawab diberikan kepada anak-anak sejak awal,” kata dia.
Soal bela negara, menurut Moeldoko, muncul dari keprihatinan nasional bahwa saat ini ada sesuatu yang hilang dan perlu dibenahi, yakni soal nilai kegotongroyongan, kejujuran, dan saling menghormati.
Serupa, Ryamuzard mengatakan bela negara tak melulu soal angkat senjata, tapi disesuaikan dengan kemampuan dan profesi masing-masing orang, sebab Indonesia pun menghadapi ancaman nirmiliter, misalnya kasus penyalahgunaan narkoba, bencana alam, dan penyebaran penyakit menular.
Credit CNN Indonesia