Bocah yang tidak disebut namanya itu
termasuk dalam sekelompok pria yang diduga membantu Farhad Jabar, 15,
menembak mati seorang staf kepolisian. (Reuters/NSW Police)
Diberitakan Channel NewsAsia, Kamis (15/10), bocah yang tidak disebut namanya itu termasuk dalam sekelompok pria yang diduga membantu Farhad Jabar, 15, menembak mati seorang staf kepolisian, Curtis Cheng. Jabar tewas ditembak polisi dalam peristiwa itu.
"Kami terkejut bocah 12 tahun ini masuk dalam radar polisi untuk masalah seperti ini. Ancaman ini telah berkembang, pelakunya menjadi semakin muda," kata Komisaris Polisi Australia, Andrew Colvin, dalam wawancara dengan Australian Broadcasting Corporation.
Colvin mengatakan bahwa hal ini menunjukkan masalah yang semakin pelik dan berbahaya bagi Australia, seiring upaya negara itu memperketat pengawasan bagi warganya yang kembali dari wilayah konflik.
Awal pekan ini, Australia menyampaikan rencana memperketat undang-undang antiterorisme, termasuk membatasi pergerakan para tersangka yang termuda berusia 14 tahun usai penembakan oleh Jabar.
Menteri Kehakiman Michael Keenan mengatakan bahwa usia warga yang teradikalisasi di Australia semakin muda. Namun dia menolak mengungkapkan ada berapa remaja yang saat ini dalam pengawasan polisi.
Negeri Kangguru memang belakangan tengah dicemaskan oleh serangan terorisme individu atau lone wolf yang terinspirasi oleh ISIS. Pemerintahan Malcolm Turnbull telah menggagalkan upaya warganya berangkat ke medan perang di Suriah dan Irak.
Turnbul menyadari bahwa usia teroris yang teradikalisasi kini kian muda. Untuk itu dia mendesak dilakukannya kerja sama dan dialog dengan para pemimpin umat Islam di Australia demi menciptakan rasa saling menghormati di negara itu.
"Komunitas Muslim adalah mitra penting kita dalam perlawanan terhadap ekstremisme dan kita harus bekerja sama erat dengan mereka," kata Turnbull.
Credit CNN Indonesia