Kebijakan pengiriman pasukan tambahan itu diambil setelah serangan kelompok Houthi pada Jumat menewaskan 60 tentara sekutu Teluk, 45 di antaranya dari Uni Emirat Arab, 10 dari Arab Saudi, dan lima dari Bahrain.
Secara resmi, negara Teluk masih menutup mulut mengenai laporan pengiriman pasukan ke Provinsi Marib, Yaman timur, tersebut.
Al Jazeera pada Ahad malam waktu setempat melaporkan bahwa 1.000 tentara Qatar dilengkapi 200 kendaraan bersenjata tiba di Marib setelah menyeberangi perbatasan dari Arab Saudi.
Jika berita Al Jazeera itu benar, maka itu pertama kali tentara Qatar terlibat dalam gerakan darat di Yaman dalam persekutuan negara Teluk pimpinan Arab Saudi. Sebelumnya, sekutu hanya membatasi serangan udara untuk mendukung pasukan pengikut Presiden Abedrabbo Mansour Hadi.
Sementara itu, Arab Saudi juga mengirim sejumlah satuan tentara khusus ke Marib pada Ahad, demikian laporan dari surat kabar Ashraq al-Awsat dan kantor berita Uni Emirat Arab WAM.
Sejumlah sumber militer Yaman di Marib menyatakan menerima sekitar 1.000 tentara Arab Saudi lengkap dengan sejumlah tank dan kendaraan bersenjata lainnya. Sumber itu juga mengaku melihat pasukan tambahan dari Qatar.
Sejumlah sumber lain menyebutkan persiapan di Marib untuk serangan ke posisi gerilyawan dan sekutunya.
Kelompok Houthi sendiri sebelumnya turun gunung dan mengangkat senjata dari wilayah utara Yaman pada tahun lalu. Mereka bergerak ke selatan dan berhasil merebut Sanaa sebelum terus mendesak ke kota terbesar kedua, Aden, pada Maret.
Pada saat itulah koalisi Teluk memulai serangan udara. Lalu setelah pasukan loyalis berhasil merebut kota Aden pada Juli, koalisi Teluk mulai melakukan operasi di darat yang membuat sejumlah gerilyawan Houthi kehilangan sejumlah wilayah.
Credit ANTARA News