Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido,
mengancam akan melumpuhkan sektor publik untuk menekan Presiden Nicolas
Maduro agar mundur. (Reuters/Carlos Garcia Rawlins)
Jakarta, CB -- Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, mengancam akan melumpuhkan sektor publik untuk menekan Presiden Nicolas Maduro agar mundur.
Untuk mewujudkan ancamannya ini, Guaido bertemu dengan serikat pekerja sektor publik Venezuela pada Selasa (5/3). Ia mengajak para pekerja untuk mengadakan mogok massal.
"Pekerja sektor publik secara praktis sudah kehilangan hak-haknya. Kami tak punya pilihan lagi selain menyerukan mogok massal," ujar Guaido sebagaimana dikutip AFP.
Menurut Guaido, usulan ini datang langsung dari serikat pekerja yang sudah merasa muak dengan kepemimpinan Maduro.
"Ini adalah usulan para pekerja. Mereka tak mau lagi bekerja sama dengan rezim," tutur Guaido.
Untuk mewujudkan ancamannya ini, Guaido bertemu dengan serikat pekerja sektor publik Venezuela pada Selasa (5/3). Ia mengajak para pekerja untuk mengadakan mogok massal.
"Pekerja sektor publik secara praktis sudah kehilangan hak-haknya. Kami tak punya pilihan lagi selain menyerukan mogok massal," ujar Guaido sebagaimana dikutip AFP.
Menurut Guaido, usulan ini datang langsung dari serikat pekerja yang sudah merasa muak dengan kepemimpinan Maduro.
"Ini adalah usulan para pekerja. Mereka tak mau lagi bekerja sama dengan rezim," tutur Guaido.
Para pemimpin serikat pekerja dari perusahaan telekomunikasi negara, Cantv; perusahaan listrik Venezuela, Corpoelec; dan kementerian luar negeri mengatakan kepada Reuters bahwa mereka akan ikut serta dalam aksi mogok tersebut.
Namun, Guaido tak menjabarkan lebih lanjut kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan dengan serikat pekerja tersebut, termasuk detail rencana aksi mogok.
Sebelumnya, Guaido juga mengajak masyarakat Venezuela turun ke jalan pada akhir pekan mendaatang untuk mendesak Maduro mundur.
Ketidakpercayaan rakyat terhadap Maduro mulai mencuat sejak Venezuela mengalami hiperinflasi beberapa tahun lalu. Amarah warga memuncak pada Januari lalu, ketika Maduro dilantik setelah menang pemilu yang dianggap tidak sah.
Warga pun menggelar unjuk rasa besar-besaran. Di tengah kisruh tersebut, Guaido selaku pemimpin parlemen, Majelis Nasional, mendeklarasikan diri sebagai presiden interim. Ia mendapatkan dukungan dari setidaknya 50 negara, termasuk Amerika Serikat.
Credit cnnindonesia.com