Saudi menyatakan 11 orang telah disidang untuk kasus pembunuhan Khashoggi.
CB,
JENEWA -- Kepala Komisi Hak Asasi Manusia Saudi, Bandar bin Mohammed
al-Aiban mengatakan, kerajaan membawa mereka yang dituduh atas pemunuhan
jurnalis, Jamal Khashoggi ke pengadilan. Namun, menolak penyelidikan
internasonal terhadap kasus ini.
Bandar
bin Mohammed al-Aiban mengatakan pada Dewan HAM PBB, mereka diadili
karena kejahatan yang keji. Sejauh ini pelaku yang dituduh telah
menghadiri sidang, beserta dengan pengacara mereka, namun tidak
memberikan nama atau detail lebih lanjut.
"Keadilan di
kerajaan Arab Saudi beroperasi sesuai dengan hukum internasional dan itu
berlaku transparansi," kata Aiban kepada forum Jenewa saat peninjauan
catatan hak asasi Saudi, dilansir dari laman Aljazirah, Jumat (15/3).
Ia mengatakan, kerajaan tidak akan menerima campur tangan asing baik itu urusan dalam negeri dan sistem peradilannya.
Sejumlah
negara Barat, termasuk 28 anggota Uni Eropa menyerukan Saudi untuk
bekerja sama dalam penyelidikan pada pekan lalu. Mereka meminta
penyelidikan dipimpin oleh PBB terhadap pembunuhan seorang kritikus dan
kolumnis
Washington Post, Jamal Khashoggi.
Sebelumnya
Khashoggi dibunuh oleh Agen Saudi pada 2 Oktober 2018. Pembunuhan
secara sadis dilakukan di konsulat Saudi di Istanbul. Juru bicara
penuntut umum Saudi mengatakan, 11 orang Saudi telah didakwa di
pengadilan atas kasus ini. Pihak berwenang meminta hukuman mati untuk
lima orang.
Beberapa pemerintah barat menuduh Putra
Mahkota, Mohammed bin Salman terlibat dalam pembunuhan ini. Namun
pemerintah Saudi telah membantah keterlibatan Putra Mahkota.
Penyelidik
PBB tentang Eksekusi di luar pengadilan, Agnes Callamard mengatakan,
para pejabat Saudi belum menanggapi permintaan untuk bekerja sama dengan
penyelidikannya terhadap pembunuhan ini.
Pejabat Human
Rights Watch, John Fischer mengatakan, masih ada banyak pertanyaan yang
belum terjawab atas kasus ini, termasuk siapa yang akhirnya bertanggung
jawab, siapa yang memerintahkan, dan seberapa tinggi tingkatannya.
"Apa
yang telah kita lihat dari awal sejak seluruh kisah ini menjadi publik
adalah serangkaian kebingungan dan penolakan oleh Arab Saudi," kata
Fischer.
"Jadi, sangat sulit untuk memiliki kepercayaan
pada narasi mereka dan itulah sebabnya kami menyerukan penyelidikan
internasional yang independen, sehingga komunitas internasional dapat
memastikan fakta untuk dirinya sendiri," kata dia.