Jakarta (CB) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan
bahwa kerja sama konkret di kawasan Indo-Pasifik selaras dengan visi
Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia.
Pandangan itu disampaikan Menlu RI dalam acara Dialog Tingkat Tinggi tentang Kerja Sama Indo-Pasifik (High Level Dialog on Indo-Pacific Cooperation) yang dibuka oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Jakarta, Rabu.
"Bagi Indonesia, kerangka kerja sama Indo-Pasifik yang inklusif dan transparan yang mempromosikan kerja sama konkret akan selaras dengan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia," ujar Retno.
Menurut Menlu Retno, Indonesia berpandangan bahwa kerangka kerja sama yang diperbarui di antara negara-negara di kawasan Indo-Pasifik sangat penting dalam memastikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama.
"Mengapa hal itu penting? Karena kita menghadapi tantangan keamanan dan ekonomi yang muncul di kawasan Indo-Pasifik dan pada saat yang sama kita memahami bahwa Indo-Pasifik merupakan kawasan strategis sebagai kunci untuk geopolitik," ujar dia.
Menlu RI menambahkan, sebagai negara kepulauan yang terletak di dua samudera (Hindia dan Pasifik) di kawasan Indo-Pasifik, Indonesia ingin mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang damai dan makmur berdasarkan rasa saling percaya, saling hormat, dan semangat kerja sama.
"Untuk itu, kami berharap dialog ini akan dapat memfasilitasi musyawarah interaktif yang dinamis menuju kerja sama yang lebih dalam dan lebih eksklusif antara para pemangku kepentingan di kawasan Indo-Pasifik. Kami berharap dialog ini akan memberikan kesempatan untuk kolaborasi konkret di antara ekonomi-ekonomi di kawasan Indo-Pasifik," ucap Retno.
Delegasi dari 18 negara anggota Pertemuan Tingkat Tinggi Asia Timur (EAS) menghadiri Dialog Tingkat Tinggi tentang Kerja Sama Indo-Pasifik (High Level Dialogue on Indo-Pacific Cooperation) yang digagas Indonesia.
Pertemuan yang dibuka oleh Wapres Jusuf Kalla itu mengangkat tema "Menuju Kawasan yang Damai, Sejahtera, dan Inklusif".
Tujuan pertemuan itu adalah meningkatkan kerja sama dan membangun rasa saling percaya antarnegara di kawasan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia yang mengarah pada kerja sama yang saling menguntungkan berdasarkan pada prinsip-prinsip keterbukaan, transparansi inklusif, dan penghormatan terhadap hukum internasional.
Pandangan itu disampaikan Menlu RI dalam acara Dialog Tingkat Tinggi tentang Kerja Sama Indo-Pasifik (High Level Dialog on Indo-Pacific Cooperation) yang dibuka oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Jakarta, Rabu.
"Bagi Indonesia, kerangka kerja sama Indo-Pasifik yang inklusif dan transparan yang mempromosikan kerja sama konkret akan selaras dengan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia," ujar Retno.
Menurut Menlu Retno, Indonesia berpandangan bahwa kerangka kerja sama yang diperbarui di antara negara-negara di kawasan Indo-Pasifik sangat penting dalam memastikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama.
"Mengapa hal itu penting? Karena kita menghadapi tantangan keamanan dan ekonomi yang muncul di kawasan Indo-Pasifik dan pada saat yang sama kita memahami bahwa Indo-Pasifik merupakan kawasan strategis sebagai kunci untuk geopolitik," ujar dia.
Menlu RI menambahkan, sebagai negara kepulauan yang terletak di dua samudera (Hindia dan Pasifik) di kawasan Indo-Pasifik, Indonesia ingin mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang damai dan makmur berdasarkan rasa saling percaya, saling hormat, dan semangat kerja sama.
"Untuk itu, kami berharap dialog ini akan dapat memfasilitasi musyawarah interaktif yang dinamis menuju kerja sama yang lebih dalam dan lebih eksklusif antara para pemangku kepentingan di kawasan Indo-Pasifik. Kami berharap dialog ini akan memberikan kesempatan untuk kolaborasi konkret di antara ekonomi-ekonomi di kawasan Indo-Pasifik," ucap Retno.
Delegasi dari 18 negara anggota Pertemuan Tingkat Tinggi Asia Timur (EAS) menghadiri Dialog Tingkat Tinggi tentang Kerja Sama Indo-Pasifik (High Level Dialogue on Indo-Pacific Cooperation) yang digagas Indonesia.
Pertemuan yang dibuka oleh Wapres Jusuf Kalla itu mengangkat tema "Menuju Kawasan yang Damai, Sejahtera, dan Inklusif".
Tujuan pertemuan itu adalah meningkatkan kerja sama dan membangun rasa saling percaya antarnegara di kawasan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia yang mengarah pada kerja sama yang saling menguntungkan berdasarkan pada prinsip-prinsip keterbukaan, transparansi inklusif, dan penghormatan terhadap hukum internasional.
Credit antaranews.com