Irak dan Iran pernah terlibat perang beberapa dekade lalu.
CB,
BAGHDAD – Irak dan Iran menyepakati sejumlah perjanjian awal tentang
perdagangan pada Senin, (11/3). Kesepakatan muncul usai Presiden Iran
Hassan Rouhani memulai kunjungan pertamanya ke Iran.
Langkah itu dipandang perlu mengingat adanya sanksi perdagangan dari Amerika Serikat terhadap negeri para mullah itu.
Salah satu kesepakatan kedua negara tersebut meliputi
pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan kedua negara itu.
Sebelumnya, Iran dan Irak pernah terlibat perang pada 1980-1988.
"Hubungan
kami tidak bisa dibandingkan dengan Amerika yang dibenci di sini. Kami
tidak lupa akan bom yang Amerika jatuhkan di Irak, Suriah," kata
Rouhani.
Bentuk kerjasama kedua negara juga mencakup
minyak, perdagangan, dan kesehatan. Rel yang menghubungkan kedua negara
secara khusus melintasi kota kaya minyak, Basra di Irak dan Shalamcheh
di Iran.
"Perjanjian membicarakan kemudahan pebisnis
dan investor untuk mendapat visa. Bahkan visa harus gratis," ucap
pejabat Irak Abdul Mahdi.
Rencananya, Rouhani akan
mengunjungi kota suci di Iran yaitu Karbala dan Najaf pada Selasa dan
Rabu ini. Dia bakal menemui pemuka agama Iran Imam Besar Ayatollah Ali
al-Sistani di Najaf.
"Pertemuan ini jadi langkah
Iran untuk menembus sanksi Amerika yang tak adil. Kunjungan ini bakal
jadi peluang buat ekonomi Iran," ucap pejabat senior Iran.