SRINAGAR
- Seorang menteri utama India mengatakan pemerintah tidak akan
membagikan bukti bahwa "sejumlah besar" gerilyawan tewas dalam serangan
udara di Pakistan minggu ini. Hal itu disebabkan munculnya keraguan
adanya korban dalam serangan udara yang memicu ketegangan dengan
Pakistan.
Pesawat-pesawat tempur India melakukan serangan udara pada hari Selasa di dalam Balakot Pakistan timur laut yang disebut New Delhi sebagai kamp-kamp militan. Namun Islamabad membantah ada kamp seperti itu, sama seperti penduduk desa setempat.
Pakistan mengatakan bom-bom India menghantam lereng bukit yang sebagian besar kosong tanpa melukai siapa pun. Beberapa pemimpin oposisi India pun meminta pemerintah untuk memberikan bukti serangan.
Pesawat-pesawat tempur India melakukan serangan udara pada hari Selasa di dalam Balakot Pakistan timur laut yang disebut New Delhi sebagai kamp-kamp militan. Namun Islamabad membantah ada kamp seperti itu, sama seperti penduduk desa setempat.
Pakistan mengatakan bom-bom India menghantam lereng bukit yang sebagian besar kosong tanpa melukai siapa pun. Beberapa pemimpin oposisi India pun meminta pemerintah untuk memberikan bukti serangan.
Tetapi
Menteri Keuangan India Arun Jaitley, salah satu pembantu utama Perdana
Menteri Narendra Modi, mengatakan tidak ada lembaga keamanan yang pernah
berbagi rincian operasional.
"Ini sikap yang sangat tidak bertanggung jawab," kata Jaitley pada konferensi yang diselenggarakan oleh kelompok media India Today.
"Angkatan bersenjata harus memiliki, dan badan-badan keamanan dan intelijen kita harus memiliki, kelonggaran penuh dalam menghadapi situasi, dan jika ada yang ingin rincian operasional diumumkan kepada publik dia tentu saja tidak memahami sistem," cetusnya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (3/3/2019).
Para pejabat Angkatan Udara India sebelumnya mengatakan hal itu tergantung kepada para pemimpin politik untuk memutuskan kapan dan bagaimana merilis bukti serangan Balakot.
"Ini sikap yang sangat tidak bertanggung jawab," kata Jaitley pada konferensi yang diselenggarakan oleh kelompok media India Today.
"Angkatan bersenjata harus memiliki, dan badan-badan keamanan dan intelijen kita harus memiliki, kelonggaran penuh dalam menghadapi situasi, dan jika ada yang ingin rincian operasional diumumkan kepada publik dia tentu saja tidak memahami sistem," cetusnya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (3/3/2019).
Para pejabat Angkatan Udara India sebelumnya mengatakan hal itu tergantung kepada para pemimpin politik untuk memutuskan kapan dan bagaimana merilis bukti serangan Balakot.
Jaitley
menepis anggapan bahwa peningkatan ketegangan yang cepat dengan
Pakistan ada hubungannya dengan politik dalam negeri India menjelang
pemilihan umum yang akan diadakan Mei nanti. Lembaga survei berharap
partai yang berkuasa mendapat manfaat dari semangat nasionalistis yang
melanda negeri itu.
Ketegangan meningkat dengan cepat setelah aksi bom mobil bunuh diri pada 14 Februari yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India di Kashmir yang dikuasai India. India menuduh Pakistan menyembunyikan kelompok Islamis Jaish-e Mohammad yang mengklaim melakukan pemboman.
Ketegangan meningkat dengan cepat setelah aksi bom mobil bunuh diri pada 14 Februari yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India di Kashmir yang dikuasai India. India menuduh Pakistan menyembunyikan kelompok Islamis Jaish-e Mohammad yang mengklaim melakukan pemboman.
Credit sindonews.com