PUTRAJAYA
- Pemerintah Perdana Menteri Mahathir Mohamad tidak mengusir atau
mendeportasi ulama kontroversial asal India, Zakir Naik, meski pihak
berwenang New Delhi memburunya. Kebijakan pemerintah Mahathir ini memicu
kecurigaan bahwa Malaysia dan India memiliki kesepakatan rahasia.
Kecurigaan ini disampaikan pemimpin Partai Aksi Demokratis (DAP) Ramasamy Palanisamy. Politisi ini bingung, mengapa pemerintah Mahathir melindungi Zakir yang telah dikenai tuduhan terorisme dan pencucian uang oleh otoritas India.
"Mengapa India menyeret kakinya dalam mengekstradisi dia ketika mantan komisaris tinggi India (TS Trimurti) mengatakan kepada saya proses untuk melakukannya sedang berlangsung?," tanya Ramasamy, yang juga wakil kepala menteri Penang II, yang dikutip Free Malaysia Today, Senin (9/7/2018).
PM Mahathir pada pekan lalu telah menegaskan bahwa Zakir Naik tidak akan diserahkan kepada otoritas India karena penceramah itu telah diberikan status penduduk tetap Malaysia. "Selama dia tidak menciptakan masalah, kami tidak akan mendeportasinya karena dia memiliki status PR (penduduk tetap)," kata Mahathir.
Media India sebelumnya berspekulasi bahwa Zakir Naik akan dideportasi, tetapi pengacaranya membantahnya.
Ramasamy mengatakan keputusan untuk tidak mendeportasi Zakir Naik sangat mengejutkan.
“Saya bingung. Apa yang sedang terjadi? Kecuali apakah ada kesepakatan rahasia antara India dan Malaysia untuk membatalkan ekstradisi ini?," ujar Ramasamy.
Dia juga mendesak pemerintah Mahathir untuk mengungkapkan bagaimana proses pemberian status penduduk tetap untuk Zakir bisa berlangsung cepat. Padahal, pelamar lain harus menunggu bertahun-tahun bahkan beberapa dekade.
Zakir, seperti diberitakan media Malaysia, telah Naik bertemu Mahathir pada hari Sabtu pekan lalu. Dia menuduh media di India melakukan kampanye fitnah selama dua tahun terakhir terhadap dirinya.
"Sebagian besar artikel yang diterbitkan terhadap saya akan terbukti tidak memiliki dasar dan itu salah," katanya dalam pesan video di halaman Facebook-nya.
Kecurigaan ini disampaikan pemimpin Partai Aksi Demokratis (DAP) Ramasamy Palanisamy. Politisi ini bingung, mengapa pemerintah Mahathir melindungi Zakir yang telah dikenai tuduhan terorisme dan pencucian uang oleh otoritas India.
"Mengapa India menyeret kakinya dalam mengekstradisi dia ketika mantan komisaris tinggi India (TS Trimurti) mengatakan kepada saya proses untuk melakukannya sedang berlangsung?," tanya Ramasamy, yang juga wakil kepala menteri Penang II, yang dikutip Free Malaysia Today, Senin (9/7/2018).
PM Mahathir pada pekan lalu telah menegaskan bahwa Zakir Naik tidak akan diserahkan kepada otoritas India karena penceramah itu telah diberikan status penduduk tetap Malaysia. "Selama dia tidak menciptakan masalah, kami tidak akan mendeportasinya karena dia memiliki status PR (penduduk tetap)," kata Mahathir.
Media India sebelumnya berspekulasi bahwa Zakir Naik akan dideportasi, tetapi pengacaranya membantahnya.
Ramasamy mengatakan keputusan untuk tidak mendeportasi Zakir Naik sangat mengejutkan.
“Saya bingung. Apa yang sedang terjadi? Kecuali apakah ada kesepakatan rahasia antara India dan Malaysia untuk membatalkan ekstradisi ini?," ujar Ramasamy.
Dia juga mendesak pemerintah Mahathir untuk mengungkapkan bagaimana proses pemberian status penduduk tetap untuk Zakir bisa berlangsung cepat. Padahal, pelamar lain harus menunggu bertahun-tahun bahkan beberapa dekade.
Zakir, seperti diberitakan media Malaysia, telah Naik bertemu Mahathir pada hari Sabtu pekan lalu. Dia menuduh media di India melakukan kampanye fitnah selama dua tahun terakhir terhadap dirinya.
"Sebagian besar artikel yang diterbitkan terhadap saya akan terbukti tidak memiliki dasar dan itu salah," katanya dalam pesan video di halaman Facebook-nya.
Credit sindonews.com