Selasa, 03 Juli 2018

PM Israel Dorong Eropa Tengah Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem


PM Israel Dorong Eropa Tengah Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem
PM Israel Benjamin Netanyahu. (REUTERS/Menahem Kahana)


Jakarta, CB -- Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mendorong negara-negara Eropa Tengah yang tergabung dalam Visegard untuk memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem. Harapan itu disampaikan Netanyahu kepada para pemimpin Polandia, Republik Ceko, Slovakia, dan Hungaria.

Dikutip dari situs berita Israel, Arutz Sheva, Netanyahu dikabarkan telah membahas hal ini dengan para pemimpin negara-negara tersebut. Secara pribadi PM Israel itu juga telah mengundang PM Hungaria, Viktor Orban untuk berkunjung ke Yerusalem akhir bulan ini.

Pada Minggu (1/7), Kementerian Luar Negeri Israel memastikan bahwa Orban akan mengunjungi negeri itu antara 18-20 Juli.





Polandia sendiri dulunya menolak untuk melakukan pemindahan kedutaan, namun setelah berakhirnya krisis terkait pembahasan Undang-undang Holocaust, Israel berharap dapat meyakinkan Polandia untuk memindahkan kedutaan ke Yerusalem.

Pertemuan negara-negara kelompok Visegrad yaitu Polandia, Republik Ceko, Hungaria dan Slovakia, dijadwalkan akan diadakan pada saat musim panas, namun tanggal pertemuannya belum ditentukan.

Netanyahu yang bertemu dengan delegasi presiden parlemen asing Amerika Latin pada bulan lalu, mendorong mereka untuk memindahkan kedutaan negara mereka ke Yerusalem.


"Yerusalem adalah Ibu Kota Israel. Akan selalu menjadi ibu kota Israel, dan telah menjadi Ibu Kota Israel selama 3.000 tahun," kata Netanyahu pada pertemuan itu.

"Saya sangat senang Guatemala memindahkan kedutaannya dan juga Paraguay memindahkan kedutaannya, dan saya meminta Anda, selain menjadi duta besar Israel, meminta pemeritahan anda untuk memindahkan kedutaan ke Yerusalem, hanya itu yang dapat kami katakan di Yerusalem tahun depan," kata Netanyahu.

Upaya Israel untuk mengklaim Yerusalem sebagai Ibu Kota menguat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memindahkan kedutaan ke Yerusalem, dan mengumumkan pengakuan sejak Desember 2017 lalu. Langkah tersebut dikecam dunia internasional, termasuk Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa dalam sebuah resolusi yang didukung 129 negara.


Internasional hanya mengakui status Yerusalem yang ditentukan oleh dialog perdamaian antara Israel dan Palestina. Palestina mendambakan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota jika mereka berhasil merdeka dari Israel.



Credit  cnnindonesia.com