CB, Jakarta - Pemerintah Jerman
sedang mempertimbangkan permintaan Iran untuk menarik 300 juta
euro atau sekitar Rp 5 triliun dari rekening bank yang disimpan di
Jerman dan mentransfer uang tunai tersebut ke Iran. Laporan ini
diberitakan surat kabar Bild pada Senin 9 Juli, yang mengutip pejabat
pemerintah yang enggan disebutkan namanya.
Dilaporkan Reuters, 9 Juli 2018, Iran berusaha menarik dana dari Europaeisch-Iranische Handelsbank AG (eihbank) karena khawatir akan kehabisan uang tunai ketika sanksi AS baru terhadap sektor keuangan mulai berlaku.
Amerika Serikat telah mengumumkan sanksi baru terhadap Iran dan memerintahkan semua negara untuk berhenti membeli minyak Iran pada November mendatang dan perusahaan asing untuk berhenti melakukan bisnis di Iran atau mereka akan masuk daftar hitam AS.
Salah satu perusahaan pelayaran terbesar di dunia asal Prancis, CMA CGM, mengumumkan pada Sabtu 7 Juli bahwa perusahaan menarik diri dari Iran karena takut terkena sanksi AS setelah Presiden Donald Trump mundur dari kesepakatan nuklir 2015 pada Mei.
Gedung Europaeisch-Iranische Handelsbank AG (Eihbank) di Hamburg, Jerman.[Reuters]
Iran mengatakan kepada Otoritas Pengawas Keuangan Jerman (BaFin), mereka membutuhkan uang tunai dari rekening untuk diteruskan kepada warga Iran yang membutuhkan uang tunai saat bepergian ke luar negeri, mengingat ketidakmampuan mereka untuk mengakses kartu kreditnya. BaFin tengah meninjau permintaan Iran, yang telah diteruskan kepada pejabat senior di kanselir, kementerian luar negeri dan kementerian keuangan.
Kementerian keuangan tidak memberikan pernyataan atas laporan ini. Bundesbank, BaFin dan kementerian luar negeri juga menolak berkomentar. Juru bicara eihbank juga menolak berkomentar, merujuk pada undang-undang kerahasiaan bank.
Dilansir dari Jerusalem Post, Dinas intelijen AS dan Israel khawatir bahwa uang tunai yang dikirim ke Iran akan digunakan untuk membiayai teroris. Namun pemerintah membantah kemungkinan pendanaan teror. Pemerintah Jerman akan mengizinkan Iran untuk menggunakan dana Eihbank. AS dan pemerintah UE sebelumnya menyetujui bank yang berbasis di Hamburg, Jerman, untuk menyimpan uang Iran setelah kekuatan dunia mencapai kesepakatan untuk mengekang program nuklir Iran pada 2015, yang salah satunya menyebut sanksi terhadap bank dicabut.
Rekening bank perdagangan Eropa-Iran dikelola oleh Bundesbank Jerman. Bundesbank diminta untuk membayar 300 juta euro dalam bentuk tunai dan menyerahkannya kepada perwakilan Iran, kemudian akan mengangkut uang ke Iran menggunakan pesawat.
Laporan intelijen Jerman dari negara bagian Bavaria menyimpulkan bahwa Iran bekerja untuk mengubah senjata militer konvensionalnya menjadi sebuah sistem untuk senjata pemusnah massal.
"Iran, Korea Utara, Suriah dan Pakistan melakukan upaya untuk memperluas persenjataan senjata konvensional mereka melalui produksi senjata pemusnah massal," tulis badan intelijen Bavaria pada April 2018, seperti dikutip Jerusalem Post.
Namun Kanselir Jerman, Angela Merkel, tetap mendukung kesepakatan nuklir Iran dan percaya perjanjian itu akan menghentikan Iran memperoleh perangkat senjata nuklir. Angela Merkel belum mengomentari temuan badan intelijen Jerman yang bertentangan dengan pandangannya tentang keefektifan kesepakatan nuklir Iran.
Dilaporkan Reuters, 9 Juli 2018, Iran berusaha menarik dana dari Europaeisch-Iranische Handelsbank AG (eihbank) karena khawatir akan kehabisan uang tunai ketika sanksi AS baru terhadap sektor keuangan mulai berlaku.
Amerika Serikat telah mengumumkan sanksi baru terhadap Iran dan memerintahkan semua negara untuk berhenti membeli minyak Iran pada November mendatang dan perusahaan asing untuk berhenti melakukan bisnis di Iran atau mereka akan masuk daftar hitam AS.
Salah satu perusahaan pelayaran terbesar di dunia asal Prancis, CMA CGM, mengumumkan pada Sabtu 7 Juli bahwa perusahaan menarik diri dari Iran karena takut terkena sanksi AS setelah Presiden Donald Trump mundur dari kesepakatan nuklir 2015 pada Mei.
Gedung Europaeisch-Iranische Handelsbank AG (Eihbank) di Hamburg, Jerman.[Reuters]
Iran mengatakan kepada Otoritas Pengawas Keuangan Jerman (BaFin), mereka membutuhkan uang tunai dari rekening untuk diteruskan kepada warga Iran yang membutuhkan uang tunai saat bepergian ke luar negeri, mengingat ketidakmampuan mereka untuk mengakses kartu kreditnya. BaFin tengah meninjau permintaan Iran, yang telah diteruskan kepada pejabat senior di kanselir, kementerian luar negeri dan kementerian keuangan.
Kementerian keuangan tidak memberikan pernyataan atas laporan ini. Bundesbank, BaFin dan kementerian luar negeri juga menolak berkomentar. Juru bicara eihbank juga menolak berkomentar, merujuk pada undang-undang kerahasiaan bank.
Dilansir dari Jerusalem Post, Dinas intelijen AS dan Israel khawatir bahwa uang tunai yang dikirim ke Iran akan digunakan untuk membiayai teroris. Namun pemerintah membantah kemungkinan pendanaan teror. Pemerintah Jerman akan mengizinkan Iran untuk menggunakan dana Eihbank. AS dan pemerintah UE sebelumnya menyetujui bank yang berbasis di Hamburg, Jerman, untuk menyimpan uang Iran setelah kekuatan dunia mencapai kesepakatan untuk mengekang program nuklir Iran pada 2015, yang salah satunya menyebut sanksi terhadap bank dicabut.
Rekening bank perdagangan Eropa-Iran dikelola oleh Bundesbank Jerman. Bundesbank diminta untuk membayar 300 juta euro dalam bentuk tunai dan menyerahkannya kepada perwakilan Iran, kemudian akan mengangkut uang ke Iran menggunakan pesawat.
Laporan intelijen Jerman dari negara bagian Bavaria menyimpulkan bahwa Iran bekerja untuk mengubah senjata militer konvensionalnya menjadi sebuah sistem untuk senjata pemusnah massal.
"Iran, Korea Utara, Suriah dan Pakistan melakukan upaya untuk memperluas persenjataan senjata konvensional mereka melalui produksi senjata pemusnah massal," tulis badan intelijen Bavaria pada April 2018, seperti dikutip Jerusalem Post.
Namun Kanselir Jerman, Angela Merkel, tetap mendukung kesepakatan nuklir Iran dan percaya perjanjian itu akan menghentikan Iran memperoleh perangkat senjata nuklir. Angela Merkel belum mengomentari temuan badan intelijen Jerman yang bertentangan dengan pandangannya tentang keefektifan kesepakatan nuklir Iran.
Credit tempo.co