Senin, 16 Juli 2018

Cina Kirim Kapal Mata-mata ke Amerika Serikat



Kapal perang USS Fort Worth. Kapal perang ini ikut ambil bagian dalam latihan milter bersama Amerika Serikat, Jepang, dan Filipina di Laut Cina Selatan, dekat Kepulauan Spratly yang diklaim Cina, setelah satuasi di kawasan tersebut semakin memanas.  Mass Communication Specialist 2nd Class Antonio P. Turretto Ramos/U.S. Navy via Getty Images
Kapal perang USS Fort Worth. Kapal perang ini ikut ambil bagian dalam latihan milter bersama Amerika Serikat, Jepang, dan Filipina di Laut Cina Selatan, dekat Kepulauan Spratly yang diklaim Cina, setelah satuasi di kawasan tersebut semakin memanas. Mass Communication Specialist 2nd Class Antonio P. Turretto Ramos/U.S. Navy via Getty Images

CB, Jakarta - Cina telah mengirimkan sebuah kapal mata-mata untuk memantau latihan militer bersama ‘Rim of the Pacific’ di wilayah perairan Hawaii yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Keputusan itu diambil setelah Angkatan Laut Cina tidak dilibatkan dalam latihan tersebut menyusul ketegangan di Laut Cina Selatan, sebuah wilayah perairan yang sedang dipersengketakan antara Cina, Taiwan dan tiga negara ASEAN.
Juru bicara US Pacific Fleet, Charlie Brown, mengatakan satu unit kapal mata-mata Cina telah beroperasi dalam radius 200 mil zona ekonomi eksklusif atau ZEE di tepi pantai Hawaii sejak Rabu, 11 Juli 2018.
“US Pacific Fleet sedang memonitor sebuah kapal mata-mata Cina yang beroperasi di daerah Hawaii namun masih di luar teritorial perairan Amerika Serikat. Kami harap kapal ini akan tetap di luar teritoral Amerika Serikat dan tidak melakukan tindakan yang bisa mengganggu jalannya latihan,” kata Brown.

Kapal perang Inggris HMS Sutherland berlayar ke Laut Cina Selatan untuk peringatkan Beijing tentang kebebasan berlayar di perairan yang dipersengketakan Cina dan beberapa negara.

Sementara itu, analis bidang Angkatan Laut dari Cina, Li Jie, mengatakan mengirimkan kapal mata-mata untuk memonitor latihan militer yang dilakukan negara lain adalah tindakan yang standar. Dengan begitu, apa yang dilakukan kapal mata-mata Cina adalah hal yang legal di bawah hukum internasional sejauh jaraknya 12 mil dari bibir pantai.    
Dikutip dari scmp.com pada Minggu, 15 Juli 2018, sejumlah analis militer Cina mengatakan kapal mata-mata itu dapat digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai saluran-saluran komunikasi tanpa melanggar hukum internasional yang berlaku dengan berada di lokasi.
Pentagon sebelumnya pernah meminta Cina untuk ambil bagian dalam latihan militer ‘Rim of the Pacific’. Akan tetapi, undangan itu tarik kembali oleh Amerika Serikat sebagai dampak tindakan Beijing di Laut Cina Selatan yang menciderai norma-norma internasional. Beijing menyebut, tindakan Amerika Serikat itu tidak patut. Latihan militer bersama ‘Rim of the Pacific’ adalah latihan Angkatan Laut internasional terbesar di dunia yang dilakukan dua tahun sekali.




Credit  tempo.co