WASHINGTON
- Komandan operasi khusus untuk pasukan koalisi pimpinan Amerika
Serikat (AS) di Suriah, James Jarrard menyatakan keberadaan pasukan Iran
di Suriah menghambat upaya damai di negara itu.
Jarrard mengatakan, peran yang dimainkan oleh Iran di wilayah itu sangat berbahaya. Dia mengatakan, keberadaan pasukan Iran tidak membantu menciptakan stabilitas dan justru mendukung kegiatan yang menciptakan kekerasan.
"Aktivitas Iran yang sedang berlangsung di Suriah tidak membantu dalam menormalkan situasi di negara yang dilanda perang itu," kata Jarrard dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (9/7).
Dia kemudian menyatakan, pasukan internasional akan tetap di Suriah sampai proses politik telah diakui di negara itu untuk membangun perdamaian dan keamanan.
Perwira senior militer AS itu kemudian menyinggung mengebai peran Pasukan Pembebasan Suriah (SDF), sayap militer dari kelompok oposisi Suriah. Dia menyebut, SDF memiliki peran yang sangat besar dalam membantu membebaskan Suriah dari ISIS dan kelompok teroris lainnya.
“SDF sangat dekat dengan membebaskan semua medan di Suriah utara dan timur. Dunia berutang budi pada mereka untuk pencapaian itu," ucapnya.
"Dengan beranggotakan 77 kelompok, ini adalah koalisi terbesar yang telah dibentuk dalam sejarah dunia untuk mengalahkan kejahatan ISIS, tetapi kami juga memiliki sejumlah kecil negara-negara yang membantu di sini di Suriah utara," ungkapnya.
Jarrard menambahkan bahwa koalisi pimpinan AS akan memberikan pelatihan kepada pasukan internal di Suriah, sehingga ISIS tidak akan pernah kembali ke negara tersebut. Dia tidak menjelaskan maksud dari pasukan internal Suriah.
Jarrard mengatakan, peran yang dimainkan oleh Iran di wilayah itu sangat berbahaya. Dia mengatakan, keberadaan pasukan Iran tidak membantu menciptakan stabilitas dan justru mendukung kegiatan yang menciptakan kekerasan.
"Aktivitas Iran yang sedang berlangsung di Suriah tidak membantu dalam menormalkan situasi di negara yang dilanda perang itu," kata Jarrard dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (9/7).
Dia kemudian menyatakan, pasukan internasional akan tetap di Suriah sampai proses politik telah diakui di negara itu untuk membangun perdamaian dan keamanan.
Perwira senior militer AS itu kemudian menyinggung mengebai peran Pasukan Pembebasan Suriah (SDF), sayap militer dari kelompok oposisi Suriah. Dia menyebut, SDF memiliki peran yang sangat besar dalam membantu membebaskan Suriah dari ISIS dan kelompok teroris lainnya.
“SDF sangat dekat dengan membebaskan semua medan di Suriah utara dan timur. Dunia berutang budi pada mereka untuk pencapaian itu," ucapnya.
"Dengan beranggotakan 77 kelompok, ini adalah koalisi terbesar yang telah dibentuk dalam sejarah dunia untuk mengalahkan kejahatan ISIS, tetapi kami juga memiliki sejumlah kecil negara-negara yang membantu di sini di Suriah utara," ungkapnya.
Jarrard menambahkan bahwa koalisi pimpinan AS akan memberikan pelatihan kepada pasukan internal di Suriah, sehingga ISIS tidak akan pernah kembali ke negara tersebut. Dia tidak menjelaskan maksud dari pasukan internal Suriah.
Credit sindonews.com