TOKYO - Jepang dan Amerika Serikat meluncurkan latihan perang angkatan laut gabungan mulai hari Kamis untuk pamer kekuatan terhadap Korea Utara yang berambisi menjadi negara berkekuatan nuklir. Dalam manuver gabungan ini, AS melibatkan 14.000 tentara, kapal induk USS Ronald Reagan dan tiga kapal perang.
Latihan perang gabungan dijadwalkan berlangsung selama 10 hari. Tiga kapal perang Washington yang dilibatkan antara lain USS Stethem, USS Chafee dan USS Mustin. ”Berlangsung di perairan sekitar Okinawa, di selatan Jepang,” kata Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan.
Korut, yang telah memicu ketegangan regional dengan uji coba senjata nuklir dan rudal dalam beberapa bulan terakhir, berulang kali mengecam latihan militer tersebut sebagai latihan untuk invasi. Pyongyang terkadang melakukan manuver militer sendiri sebagai tanggapan.
“Latihan tahunan ini dirancang untuk meningkatkan kesiapan defensif dan interoperabilitas pasukan Jepang dan Amerika melalui pelatihan operasi udara dan laut,” lanjut pernyataan Angkatan Laut AS.
”Latihan lebih dari seminggu ini pelatihan berbasis skenario di darat,” imbuh pernyataan tersebut, yang dikutip dari Channel News Asia, semalam (16/11/2017).
Manuver dengan belasan ribu tentara Washington ini terjadi setelah tiga kapal induk AS mengadakan latihan perang langka di tempat yang sama di Pasifik barat beberapa hari lalu. Kapal-kapal perang dari Jepang dan Korea Selatan ikut bergabung dalam manuver tersebut.
Credit sindonews.com
Di Tengah Ancaman Korut, Jepang-AS Latihan Maritim Gabungan
Latihan gabungan ini dilaksanakan hanya
berselang beberapa hari setelah tiga kapal induk AS berlayar di Samudera
Pasifik bersama kapal perang Jepang dan Korea Selatan pada akhir pekan
lalu. (Courtesy Aaron B. Hicks/U.S. Navy/Handout via Reuters)
Angkatan Laut AS menyatakan, latihan ini akan diikuti oleh 14 ribu personel militer AS yang membawa kapal induk Ronald Reagan dan penghancur rudal USS Stethem, USS Chafee, dan USS Mustin.
"Latihan ini digelar untuk meningkatkan kesiapan pertahanan dan kemampuan pasukan Jepang dan Amerika dalam pelatihan operasi di udara dan laut," demikian pernyataan Angkatan Laut AS, sebagaimana dikutip AFP.
Duta Besar Korut untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ja Song Nam, mengatakan bahwa latihan itu membuat situasi di Semenanjung Korea kini berada dalam keadaan "paling parah."
Dalam suratnya kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, Ja menulis, "Pengerahan tiga kapal induk yang pertama sejak 2007 ini membuat perang nuklir sulit diprediksi sebab peralatan perang nuklir AS telah berada dalam posisi menyerang."
Dia juga menuding DK PBB "menutup mata" terkait latihan perang nuklir yang dilakukan AS tersebut. Ja menganggap, pengabaian ini "membawa bencana besar kepada umat manusia."
Ketegangan AS dan Korut membuat situasi di Semenanjung Korea memanas. Sejak Pyongyang meluncurkan uji coba nuklir keenamnya pada awal September lalu, rezim Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump terus saling melontarkan ancaman perang.
Sejak saat itu, AS juga mendesak DK PBB untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras agar Korut menghentikan ambisi pengembangan senjata nuklirnya.
Desakan ini juga menjadi salah satu agenda utama Presiden Donald Trump dalam tur Asia sepanjang pekan lalu.
Credit cnnindonesia.com