Berbicara kepada Quds Press, Al-Ahmad menyinggung tentang
serangan Israel ke Gaza pada Senin (30/10). Dalam serangan tersebut
Israel meledakkan sebuah terowongan di bawah perbatasan Gaza dan
menyebabkan tujuh warga sekaligus pejuang Palestina tewas.
Al-Ahmad mengecam serangan tersebut. "Agresi di Jalur
Gaza adalah agresi terhadap semua orang Palestina. Agresi Israel
terhadap rakyat Palestina tidak akan pernah berhenti," ujarnya seperti
dikutip laman Middle East Monitor, Rabu (1/11).
"Israel mencari dalih palsu untuk membenarkan serangan
agresifnya guna melemahkan upaya terus menerus untuk mengakhiri
perpecahan (Hamas dengan Fatah), mencapai rekonsiliasi nasional, dan
meraih kembali harapan bagi rakyat Palestina," kata Al-Ahmad.
Ia menegaskan agresi Israel tak akan mempengaruhi
rekonsiliasi Fatah dengan Hamas. "Rakyat Palestina menuju ke arah yang
benar untuk mengakhiri perpecahan ini," ucapnya.
Al-Ahmad pun mengumumkan Pemerintah Kesepakatan Nasional
akan mengambil alih kendali penyeberangan Rafah hari ini. Tanggal ini
ditetapkan oleh Fatah dan Hamas dalam kesepakatan yang mereka capai di
Kairo, Mesir, tiga pekan lalu. "Kami tidak akan pernah mundur," ujar
Al-Ahmad.
Pada Senin (30/10) sore, Israel mengumumkan telah
menargetkan sebuah terowongan lintas perbatasan di Jalur Gaza. Serangan
Israel ke terowongan tersebut menyebabkan tujuh orang tewas, 12
luka-luka, dan empat lainnya hilang.
Credit republika.co.id