Senin, 21 Agustus 2017

Bagaimana Rusia Merancang Jet Tempur Generasi Keenam?


Senjata laser, rudal hipersonik, dan serangan “pasukan” drone. Dalam beberapa dekade yang akan datang, para ilmuwan berencana membangun jet tempur generasi keenam dengan segala kemampuan yang saat ini hanya tampak pada film-film “fiksi ilmiah”. Namun, pengembangan pertama jet tempur masa depan ini sudah bisa dilihat hari ini.


Mig
Gambaran model jet tempur generasi keenam Rusia. Sumber: Alexander Yartsev ABiator (http://abiator.deviantart.com/). Sumber: Alexander Yartsev ABiator (http://abiator.deviantart.com/)



Era jet tempur generasi kelima Su-57 (T-50) baru saja dimulai. Sembilan pesawat tengah menjalani serangkaian tes dan tahun depan diharapkan bisa bergabung dengan Pasukan Kedirgantaraan Rusia.
Sementara itu, Rusia terus bekerja mengembangkan jet tempur generasi selanjutnya (generasi ke-6), kata Wakil Presiden Direktur Perusahaan Teknologi Radio Elektronik (KRET) Vladimir Mikheev dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Zvezda di sela-sela pameran kedirgantaraan MAKS 2017 belum lama ini.
Menurut Mikheev, model pertama pesawat tempur masa depan ini akan muncul pada 2030.
Mikheev tidak menjelaskan secara rinci tentang jet tempur masa depan itu. Ia hanya mengatakan bahwa pesawat itu akan dibuat dari bahan berteknologi siluman. Menurutnya, pesawat itu akan memiliki mesin yang mampu melakukan penerbangan supersonik atau bahkan hipersonik.
Namun yang paling penting, menurut Mikheev, pesawat masa depan ini akan memiliki sistem kecerdasan super yang mutakhir, yang memungkinkan jet tempur generasi baru ini terbang menembus ketinggian yang tak bisa dicapai pesawat-pesawat modern.

Perang Masa Depan

Kepada RBTH, Wakil Presiden Direktur KRET Bidang Litbang Avionik Givi Dzhandzhgava mengatakan bahwa jet tempur masa depan tak hanya mampu melakukan hal-hal yang tak bisa dilakukan pesawat terbang saat ini, seperti terbang dengan kecepatan hipersonik, berfungsi secara mandiri tanpa campur tangan pilot, dan lain-lain, tapi juga akan menggunakan peperangan elektronik, baik sebagai senjata maupun sebagai “lapis baja elektrik”, yang dapat mendeteksi target dengan radarnya sendiri dan menembakkan misil presisi tinggi ke sasaran.
Armada terbang ini akan bekerja dalam satu regu. Mereka mampu mengoordinasikan gerakan dalam regu tanpa campur tangan manusia, bertukar informasi pengintaian dan pertempuran, serta berinteraksi dengan pasukan darat dan antariksa.
Dzhandzhgava menyebutkan, teknologi ini disebut keterpusatan jaringan dan ini dianggap sebagai salah satu indikator terpenting dari pesawat tempur generasi keenam.
“Dari sudut pandang elektronik, pesawat modern telah mencapai tingkatan yang tak mungkin lagi untuk meningkatkan potensinya secara signifikan. Modifikasi pesawat Su-27, Su-30, dan MiG-35 beserta mesing-mesinnya hanya meningkatkan 30 persen keunggulan dari model sebelumnya dalam hal kecepatan, kemampuan manuver, dan sebagainya. Selain itu, dengan diciptakannya ‘otak’ avionik baru, efektivitas pesawat meningkat pesat,” kata Dzhandzhgava.
Dia menambahkan, satu-satunya pesawat yang mampu mendemonstrasikan kemampuan ini dalam praktiknya adalah pesawat tempur Su-57 (T-50). Untuk pertama kalinya, T-50 menggunakan jajaran radar elektronik yang dipindai secara aktif (AESA).
Radar baru ini dapat memeriksa langit dan memindahkan penglihatannya 200 derajat ke seluruh sisi pesawat tempur dalam waktu kurang dari satu detik. Ia juga bisa memilih dan mengarahkan senjata ke target, berfungsi sebagai penangkal radio elektronik, sekaligus menciptakan “perisai tak kasatmata" di sekitar pesawat tempur.
Dengan kata lain, menurut sang pakar, AESA membantu mewujudkan gagasan tentang keterpusatan jaringan aktivitas tempur, yaitu ketika jet tempur menjadi pusat komando untuk pasukan darat, sistem pertahanan udara, dan regu jet tempur lainnya.

Senjata Pesawat Generasi Keenam

Dengan semua ini, jet tempur generasi keenam bisa “membakar” mata rudal musuh, kata para ahli di KRET.
Tugas ini akan dilakukan oleh radar yang dilengkapi dengan AESA.
Antena sistem, menurut Dzhandzhgava, mampu mentransmisikan sinyal dari perangkat yang mengalami gangguan. Karena antena Su-57 (T-50) mampu memindai hingga 200 derajat di sekitar pesawat, dapat diduga bahwa radar ini dapat mengenai lintasan pesawat dari sisi permukaan atau ujung sayap.
Selain itu, seperti pesawat-pesawat dalam film fiksi ilmiah, jet ini akan dilindungi oleh perisai bola elektronik. Perisai ini bukan hanya tak terlihat oleh lawan, tapi juga membuatnya sebagai senjata yang dapat “mematikan” sistem senjata lawan.
Selain senjata elektronik, pesawat tempur generasi keenam juga tetap memiliki senjata tradisional.
Mikheev mengatakan, jet tempur masa depan akan dilengkapi dengan rudal hipersonik jarak superjauh yang dapat menyerang target udara, darat, dan laut.
Rudal-rudal ini akan menggunakan prinsip “perburuan bebas dan mengumpulkan tanggung jawab”. Ini berarti bahwa kelompok rudal yang dilengkapi kecerdasan buatan mutakhir ini akan memilih target primer dan sekunder, kemudian mengatur dan menghancurkannya berdasarkan skala prioritas mereka.





Credit  indonesia.rbth.com