Rabu, 09 Agustus 2017

AS Pertimbangkan Serangan Udara terhadap ISIS di Marawi


AS Pertimbangkan Serangan Udara terhadap ISIS di Marawi Ilustrasi serangan udara di Marawi. Amerika Serikat dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk melakukan langkah tersebut. (Reuters/Jorge Silva/File Photo)


Jakarta, CB -- Pentagon dilaporkan tengah mempertimbangkan rencana yang memungkinkan milter Amerika Serikat untuk melakukan serangan udara terhadap militan ISIS di Marawi, Filipina.

Kewenangan untuk menyerang sasaran ISIS dalam rangka pertahanan diri kolektif bisa dikabulkan sebagai operasi militer resmi yang mungkin diumumkan hari ini, Selasa (8/8), kata dua orang sumber di pemerintahan AS.

Serangan udara tersebut kemungkinan dilakukan menggunakan pesawat nirawak.

Jika disetujui, militer AS bisa melakukan serangan terhadap sasaran-sasaran ISIS di Filipina yang mungkin mengancam sekutu di kawasan, termasuk negara itu sendiri.

Hingga saat ini, pasukan pemerintahan Rodrigo Duterte masih belum bisa menangani sepenuhnya keberadaan para militan yang telah menguasai Marawi sejak Mei lalu.

Kedua sumber anonim mengungkapkan rencana serangan udara itu kepada NBC.

Dalam laporan yang sama, juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis, mengatakan militer AS telah berbagi informasi intelijen dengan Filipina selama bertahun-tahun.
"Kami punya keberadaan kontra-terorisme yang konsisten di Filipina selama 15 tahun," ujarnya. Dia menyebut kerja sama dengan salah satu negara sekutunya itu dalam "keadaan mantap."

Sementara itu, dalam laporan Manila Bulletin, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Eduardo Ano mengatakan rencana itu memang sedang dipertimbangkan.

"Sebagaimana dilaporkan media, ini adalah 'rencana' yang sedang dipertimbangkan. Kami di angkatan bersenjata Filipina masih belum menerima pemberitahuan apa-apa atau tawaran untuk pengerahan kemampuan udara semacam itu," kata Ano dalam pernyataan pers.

Ano mengatakan perjanjian kedua negara hanya memungkinkan bantuan teknis dan pelatihan dari Amerika. Dia mengatakan aksi militer langsung hanya diperbolehkan jika terjadi invasi oleh negara lain.
 
"Kami menghargai keinginan pentagon yang dilaporkan ingin membantu Filipina memerangi kelompok Maute terinspirasi ISIS karena terorisme adalah kejahatan global yang harus dihadapi bersama oleh negara-negara," kata Ano.





Credit  CNN Indonesia