Ilustrasi: Arkeolog Turki menemukan tulang belulang hewan purba berusia 350.000 tahun. (Foto: REUTERS/Ronen Zvulun)
Jakarta, CB --
Tim arkeolog asal Turki menemukan tulang belulang milik hewan
purba dI Gua Karain, provinsi Antalya, selatan Turki. Usia tulang
belulang tersebut diperkirakan 350.000 tahun.
Penemuan ini menandai pencapaian tim periset yagg berhasil mengungkap sisa-sisa kehidupan di era Paleolitikum dan Neolitikum.
Prof. Harun Taskiran dari Departemen Arkeologi, Universitas Ankara yang sekaligus berperan sebagai pemipin riset dan kepala ekskavasi di Gua Karain menegaskan temuan kali ini milik beberapa bagian hewan berukuran besar.
"Kami menemukan tulang rusuk, gigi, tulang kerangka, tulang pinggul, rahang,, dan gigi milik mamalia besar," ungkap Taskiran.
Ia memperkirakan ukuran tulang pinggul sekitar 50 cm dari 350.00 tahun silam. Meski begitu, ia menekankan masih memerlukan riset ilmiah lebih lanjut untuk mengungkap jenis hewan yang dimaksud.
"Ini belum terbukti (secara ilmiah), tetapi mungkin tulang milik gajah, badak, atau kuda nil. Kami tidak tahu spesiesnya; para pakar akan mencoba menemukannya dari lokasi yang sama," imbuhnya.
Metode ekskavasi yang dilakukan untuk menemukan tulang belulang hewan purba tersebut menurutnya sama dengan ekskavasi gua pada umumnya.
Tanah yang telah digali dibawa ke fasilitas ekskavasi dengan ember untuk dicuci dan kemudian diproses melalui tiga metode pengayakan yang berbeda.
Menurutnya, setiap temuan sekecil apa pun, memberi akses bagi tim periset pada informasi baru mengenai kehidupan masa lampau.
Taskiran menggarisbawahi pentingnya ekskavasi Gua Karain, Turki dalam mengungkap sejarah Antalya dan Anatolia.
"Berkat ekskavasi di Gua Karain, kami telah mencatat sejarah Antalya 500.000 tahun sebelumnya. Ada sisa-sisa yang berusia 500.000 tahun di sini," katanya seperti dilaporkan kantor berita Anadolou.
Sebelumnya, di lokasi yang sama ia juga memaparkan telah ditemukan tulang-belulang Neanderthal manusia pertama.
Penemuan ini menandai pencapaian tim periset yagg berhasil mengungkap sisa-sisa kehidupan di era Paleolitikum dan Neolitikum.
Prof. Harun Taskiran dari Departemen Arkeologi, Universitas Ankara yang sekaligus berperan sebagai pemipin riset dan kepala ekskavasi di Gua Karain menegaskan temuan kali ini milik beberapa bagian hewan berukuran besar.
"Kami menemukan tulang rusuk, gigi, tulang kerangka, tulang pinggul, rahang,, dan gigi milik mamalia besar," ungkap Taskiran.
Ia memperkirakan ukuran tulang pinggul sekitar 50 cm dari 350.00 tahun silam. Meski begitu, ia menekankan masih memerlukan riset ilmiah lebih lanjut untuk mengungkap jenis hewan yang dimaksud.
"Ini belum terbukti (secara ilmiah), tetapi mungkin tulang milik gajah, badak, atau kuda nil. Kami tidak tahu spesiesnya; para pakar akan mencoba menemukannya dari lokasi yang sama," imbuhnya.
Metode ekskavasi yang dilakukan untuk menemukan tulang belulang hewan purba tersebut menurutnya sama dengan ekskavasi gua pada umumnya.
Tanah yang telah digali dibawa ke fasilitas ekskavasi dengan ember untuk dicuci dan kemudian diproses melalui tiga metode pengayakan yang berbeda.
Menurutnya, setiap temuan sekecil apa pun, memberi akses bagi tim periset pada informasi baru mengenai kehidupan masa lampau.
Taskiran menggarisbawahi pentingnya ekskavasi Gua Karain, Turki dalam mengungkap sejarah Antalya dan Anatolia.
"Berkat ekskavasi di Gua Karain, kami telah mencatat sejarah Antalya 500.000 tahun sebelumnya. Ada sisa-sisa yang berusia 500.000 tahun di sini," katanya seperti dilaporkan kantor berita Anadolou.
Sebelumnya, di lokasi yang sama ia juga memaparkan telah ditemukan tulang-belulang Neanderthal manusia pertama.
Credit cnnindonesia.com