CB, Amman - Sebuah laporan bertajuk "The Muslim 500: The World's 500 Most Influental Muslims" untuk edisi 2017 baru saja terbit di Yordania.
Pihak penerbit, The Royal Islamic Strategic Studies Centre (MABDA) adalah lembaga penelitian mandiri yang berada di bawah naungan Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought, berpusat di Amman, Kerajaan Yordania.
Presiden Republik Indonesia termasuk dalam daftar Top 50 di antara 500 tokoh yang dihadirkan.
Pada posisi ke-13, Joko Widodo yang dilantik menjadi Presiden Indonesia pada 20 Oktober 2014, disebut dalam laporan itu sebagai pemimpin yang populis.
Presiden Jokowi adalah wali kota Solo sebelum menjadi gubernur Jakarta pada September 2012.
Saat menjadi wali kota Solo, menurut laporan Muslim 500, Jokowi dinilai sukses karena kedekatannya dengan konstituen, dan memiliki reputasi sebagai politisi yang 'bersih'.
Kesuksesan politik berlanjut ketika suami Iriana itu terpilih menjadi gubernur Jakarta. Sebagaimana halnya dengan Solo, Jokowi dinilai telah membuat reformasi yang berarti dalam pendidikan, angkutan umum, pemberdayaan PKL, dan pasar tradisional.
"Presiden Widodo adalah presiden pertama RI yang tak datang dari latar belakang elite militer atau politik," demikian seperti dikutip dari situs themuslim500.com.
Salah satu kebiasaannya yang jadi sorotan adalah blusukan, untuk mendengar dan melihat langsung apa yang terjadi dalam masyarakat.
Ia diharapkan menularkan keberhasilannya sebagai wali kota dan gubernur ke dalam jabatannya sebagai presiden, terutama dalam mengedepankan transparansi dan akuntabilitas.
Juga masuk dalam daftar adalah Ketua NU, Said Aqil Siradj pada posisi 20, Mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin pada posisi 41, dan Habib Luthfi Yahya, Rais 'Amm Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah di urutan 45.
Pihak penerbit, The Royal Islamic Strategic Studies Centre (MABDA) adalah lembaga penelitian mandiri yang berada di bawah naungan Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought, berpusat di Amman, Kerajaan Yordania.
Pada posisi ke-13, Joko Widodo yang dilantik menjadi Presiden Indonesia pada 20 Oktober 2014, disebut dalam laporan itu sebagai pemimpin yang populis.
Presiden Jokowi adalah wali kota Solo sebelum menjadi gubernur Jakarta pada September 2012.
Saat menjadi wali kota Solo, menurut laporan Muslim 500, Jokowi dinilai sukses karena kedekatannya dengan konstituen, dan memiliki reputasi sebagai politisi yang 'bersih'.
Kesuksesan politik berlanjut ketika suami Iriana itu terpilih menjadi gubernur Jakarta. Sebagaimana halnya dengan Solo, Jokowi dinilai telah membuat reformasi yang berarti dalam pendidikan, angkutan umum, pemberdayaan PKL, dan pasar tradisional.
"Presiden Widodo adalah presiden pertama RI yang tak datang dari latar belakang elite militer atau politik," demikian seperti dikutip dari situs themuslim500.com.
Salah satu kebiasaannya yang jadi sorotan adalah blusukan, untuk mendengar dan melihat langsung apa yang terjadi dalam masyarakat.
Ia diharapkan menularkan keberhasilannya sebagai wali kota dan gubernur ke dalam jabatannya sebagai presiden, terutama dalam mengedepankan transparansi dan akuntabilitas.
Juga masuk dalam daftar adalah Ketua NU, Said Aqil Siradj pada posisi 20, Mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin pada posisi 41, dan Habib Luthfi Yahya, Rais 'Amm Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah di urutan 45.
Kriteria Tokoh Berpengaruh
Jumlah populasi Muslim sedunia sekitar 1,76 miliar orang--setara dengan kira-kira 23,85 persen penduduk dunia.
Di antara jumlah itu, ada ratusan tokoh Muslim yang dipandang berpengaruh bagi masyarakatnya.
Dikutip dari laporan "The Muslim 500: The World's 500 Most Influental Muslims" pada Senin (10/10/2016), yang dimaksud dengan pengaruh di sini adalah orang dengan wewenang--baik secara budaya, ideologis, keuangan, politis, dan yang sejenisnya--yang dapat membawa perubahan berdampak besar kepada dunia Muslim.
Kebanyakan tokoh yang berada dalam Top 50 adalah imam atau kepala negara yang pengaruhnya berjangka panjang dan tidak terhindarkan, walaupun tidak mengurangi pengaruh dari sektor-sektor lain dalam masyarakat.
Pemilihan tokoh-tokoh yang dicantumkan dalam daftar bukan diartikan sebagai dukungan terhadap pandangan-pandangan para tokoh.
Pengaruh yang ada bisa berupa fatwa yang secara langsung ditujukan kepada kaum Muslim dan mempengaruhi kepercayaan, gagasan, dan perilaku.
Atau bisa juga pengaruh sebagai penguasa yang membentuk faktor-faktor sosio-ekonomi dalam cara warga menjalankan hidup mereka, atau bahkan pengaruh artis dalam membentuk budaya populer masyarakatnya.
Di antara jumlah itu, ada ratusan tokoh Muslim yang dipandang berpengaruh bagi masyarakatnya.
Dikutip dari laporan "The Muslim 500: The World's 500 Most Influental Muslims" pada Senin (10/10/2016), yang dimaksud dengan pengaruh di sini adalah orang dengan wewenang--baik secara budaya, ideologis, keuangan, politis, dan yang sejenisnya--yang dapat membawa perubahan berdampak besar kepada dunia Muslim.
Kebanyakan tokoh yang berada dalam Top 50 adalah imam atau kepala negara yang pengaruhnya berjangka panjang dan tidak terhindarkan, walaupun tidak mengurangi pengaruh dari sektor-sektor lain dalam masyarakat.
Pemilihan tokoh-tokoh yang dicantumkan dalam daftar bukan diartikan sebagai dukungan terhadap pandangan-pandangan para tokoh.
Pengaruh yang ada bisa berupa fatwa yang secara langsung ditujukan kepada kaum Muslim dan mempengaruhi kepercayaan, gagasan, dan perilaku.
Atau bisa juga pengaruh sebagai penguasa yang membentuk faktor-faktor sosio-ekonomi dalam cara warga menjalankan hidup mereka, atau bahkan pengaruh artis dalam membentuk budaya populer masyarakatnya.
Credit Liputan6.com