BEIRUT
- Presiden Lebanon, Michel Aoun mengatakan, Israel telah melanggar
perbatasan antara kedua negara lebih dari 11 ribu kali. Hal itu
disampaikan Aoun saat melakukan pertemuan dengan Koordinator Khusus
untuk Lebanon, Pernille Dahler Kardel.
"Presiden Michel Aoun telah mengkomunikasikan kepada Koordinator PBB, bahwa Israel telah melanggar perbatasan Lebanon 11 ribu kali dari tahun 2000, sampai hari ini dan terus melanjutkan pelanggaran ini. Lebanon, sebagai tanggapan terhadap hal ini, hanya membela diri, mematuhi peraturan PBB," kata kantor Aoun, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (19/12).
PBB menunjuk Garis Biru antara Lebanon dan Israel setelah penarikan pasukan Israel dari Libanon pada tahun 2000. Sejak saat itu, Lebanon telah berulang kali melakukan pelanggaran perbatasan Israel, terutama wilayah udaranya.
"Persiapan Israel untuk membangun tembok di garis perbatasan Lebanon juga mengkhawatirkan dan tidak sesuai dengan peraturan perbatasan internasional," kata pernyataan tersebut.
Lebanon, yang berbatasan dengan negara Yahudi yang memproklamirkan diri, menanggung beban konfrontasi militer antara Israel dan Hizbullah pada 2006, yang berakhir setelah 36 hari, setelah adanya resolusi PBB yang menyebutkan bahwa pasukan penjaga perdamaian internasional akan dikerahkan di perbatasan kedua negara.
"Presiden Michel Aoun telah mengkomunikasikan kepada Koordinator PBB, bahwa Israel telah melanggar perbatasan Lebanon 11 ribu kali dari tahun 2000, sampai hari ini dan terus melanjutkan pelanggaran ini. Lebanon, sebagai tanggapan terhadap hal ini, hanya membela diri, mematuhi peraturan PBB," kata kantor Aoun, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (19/12).
PBB menunjuk Garis Biru antara Lebanon dan Israel setelah penarikan pasukan Israel dari Libanon pada tahun 2000. Sejak saat itu, Lebanon telah berulang kali melakukan pelanggaran perbatasan Israel, terutama wilayah udaranya.
"Persiapan Israel untuk membangun tembok di garis perbatasan Lebanon juga mengkhawatirkan dan tidak sesuai dengan peraturan perbatasan internasional," kata pernyataan tersebut.
Lebanon, yang berbatasan dengan negara Yahudi yang memproklamirkan diri, menanggung beban konfrontasi militer antara Israel dan Hizbullah pada 2006, yang berakhir setelah 36 hari, setelah adanya resolusi PBB yang menyebutkan bahwa pasukan penjaga perdamaian internasional akan dikerahkan di perbatasan kedua negara.
Credit sindonews.com
Lebanon kutuk pelanggaran Israel terhadap resolusi PBB
Beirut, Lebanon (CB) - Presiden Lebanon Michel Aoun, yang
merujuk kepada upaya Israel untuk membangun tembok di dekat Garis Biru,
pada Senin (18/12) mengutuk pelanggaran Israel terhadap resolusi PBB.
Aoun mengeluarkan pernyataan tersebut ketika bertemu dengan Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon Pernille Dahler Kardel, kata kantor media kepresidenan Lebanon.
Aoun meyakinkan Kardel bahwa Lebanon terikat komitmen pada resolusi Dewan Keamanan PBB, terutama Resolusi 1701, demikian laporan Xinhua. Namun Israel telah melanggarnya ratusan kali, kata kantor kemedia kepresidenan Lebanon di dalam satu pernyataan.
"Lebanon sejak dulu selalu berada pada posisi membela diri melawan Israel," kata pernyataan itu, yang mengutip pernyataan Aoun. Ia merujuk kepada persiapan Israel belum lama ini untuk membangun tembok di sepanjang Garis Biru di sektor barat dan timur.
Ketika berbicara mengenai keputusan AS untuk mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Presiden Lebanon tersebut mengatakan AS sendirian saja tak bisa diperkenankan membatalkan keputusan apa pun Dewan Keamanan PBB, demikian Xinhua melaporkan.
Aoun mengeluarkan pernyataan tersebut ketika bertemu dengan Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon Pernille Dahler Kardel, kata kantor media kepresidenan Lebanon.
Aoun meyakinkan Kardel bahwa Lebanon terikat komitmen pada resolusi Dewan Keamanan PBB, terutama Resolusi 1701, demikian laporan Xinhua. Namun Israel telah melanggarnya ratusan kali, kata kantor kemedia kepresidenan Lebanon di dalam satu pernyataan.
"Lebanon sejak dulu selalu berada pada posisi membela diri melawan Israel," kata pernyataan itu, yang mengutip pernyataan Aoun. Ia merujuk kepada persiapan Israel belum lama ini untuk membangun tembok di sepanjang Garis Biru di sektor barat dan timur.
Ketika berbicara mengenai keputusan AS untuk mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Presiden Lebanon tersebut mengatakan AS sendirian saja tak bisa diperkenankan membatalkan keputusan apa pun Dewan Keamanan PBB, demikian Xinhua melaporkan.
Credit antaranews.com