Rabu, 05 Oktober 2016

Menlu AS Mengaku Frustrasi Mengatasi Konflik Suriah

 
Menlu AS Mengaku Frustrasi Mengatasi Konflik Suriah  
Menurut Kerry, AS sudah kehabisan alasan untuk melakukan agresi militer terhadap Assad di Damaskus karena mendapat penentangan Kongres. (Reuters/Leonhard Foeger)
 
Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengaku frustrasi mengatasi konflik di Suriah yang telah berlangsung selama lima tahun. Kerry mengatakan AS tidak bisa melakukan banyak untuk menggulingkan Bashar Al-Assad selama Rusia ada di belakangnya.

Pernyataan ini disampaikan Kerry dalam pertemuan dengan para warga sipil Suriah di sela pertemuan Sidang Umum PBB pekan lalu, berdasarkan rekaman suara yang diterima CNN, Selasa (4/9).

Menurut Kerry, AS sudah kehabisan alasan untuk melakukan agresi militer terhadap Assad di Damaskus. AS hampir saja menyerang Suriah pada 2013 setelah Assad melancarkan serangan kimia ke wilayah Ghouta yang menewaskan sedikitnya 1.500 orang.

Kerry menyalahkan Kongres AS yang saat itu mencegah mereka menyerang Damaskus. "Intinya Kongres menolak, bahkan untuk mengambil suara yang memperbolehkan serangan itu," kata Kerry.

"Kami punya Kongres yang tidak akan membiarkan penggunaan kekuatan," ujar dia.

Diskusi antara Kerry dengan sejumlah warga Suriah di PBB ini dilakukan beberapa hari setelah AS dan Rusia mengumumkan gencatan senjata di Jenewa. Gencatan senjata itu banyak dilanggar, dan Assad telah menempatkan 10 ribu tentara yang siap menyerbu Aleppo.

Warga Suriah dalam pertemuan dengan Kerry mempertanyakan ketidakmampuan AS menegakkan gencatan senjata dan melakukan lebih banyak hal untuk perdamaian Suriah.

Kerry beralasan, AS mematuhi hukum internasional dengan menerapkan batas-batas sehingga intervensi militer diredam.

"Masalahnya, Rusia tidak peduli pada hukum internasional dan kami peduli. Kami tidak punya dasar yang kuat, berdasarkan nasihat pengacara kami, kecuali kami punya resolusi Dewan Keamanan," ujar Kerry.

"Mereka [Rusia] diundang masuk, kami tidak. Kami tidak bertindak seperti Rusia. Standarnya berbeda," ujar Kerry.

Resolusi DK PBB soal Suriah selalu menuai veto oleh Rusia dan China. November tahun lalu, Rusia memulai intervensi di Suriah atas permintaan Assad.

"Satu-satunya alasan mereka membiarkan kami terbang adalah karena kami mengincar ISIL," kata Kerry menggunakan nama lain ISIS.

Menurut Kerry, keberadaan Rusia di Suriah mengubah jalannya peperangan. Assad kini semakin sulit digulingkan.

"Jika kami mengincar Assad, kami harus menghancurkan seluruh pertahaan udara dan kami tidak punya pembenaran hukum untuk melakukan itu."

"Tidak ada yang lebih frustrasi dibanding saya," lanjut Kerry.

Menurut Kerry, AS telah melakukan semampunya untuk menghentikan kekerasan di Suriah.

"Kalian boleh marah kepada kami, tapi kami telah mencoba untuk membantu warga Suriah memperjuangkan negara mereka, dan kami telah mengeluarkan banyak uang, banyak sekali upaya," tutur Kerry.

Pihak Gedung Putih tidak berkomentar soal pembicaraan Kerry tersebut. Namun kelompok Suriah di AS membenarkan pertemuan itu benar dilakukan.


Credit  CNN Indonesia