Senin, 16 Mei 2016

Menengok Pabrik Sparepart Pesawat Bombardier dan Airbus di China


 
Menengok Pabrik Sparepart Pesawat Bombardier dan Airbus di China 
 Foto: Dewi R. Kusuma
 
Jinjiang -Perusahaan pembuat komponen pesawat asal China, Haeco Spirit Aerosystems mampu memproduksi hingga 500 jenis komponen pesawat. Komponen pesawat buatan Haeco ini biasa dipakai untuk pembuatan pesawat Bombardier dan Airbus.

detikFinance bersama rombongan jurnalis dari negara-negara ASEAN berkesempatan mengunjungi pabrik Haeco di Quanzhou Export Processing Zone, Jinjiang, Fujian Province, China, Rabu (27/4/2016).

Siang itu cuaca di Jinjiang cerah, suhu terpantau 20 derajat celcius. Begitu sampai di lokasi, kami langsung diajak berkeliling melihat berbagai komponen pesawat, mulai dari body pesawat, sayap, mesin-mesin, dan lain-lain.



Selama berkeliling, kami tidak diperkenankan melewati garis berwarna hijau.

General Manager Haeco, Sunny Mirchandani mengungkapkan, komponen pesawat buatan Haeco ini banyak diekspor ke berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Hong Kong, Inggris, Timur Tengah, hingga Eropa.

Komponen pesawat buatan Haeco menggunakan teknologi tinggi. Engineer Haeco banyak didatangkan dari negara lain, seperti Indonesia.

"Banyak engineer dan teknisi kami dari Indonesia," katanya.

Menurut Sunny, untuk bisa mengembangkan bisnis ini perlu 3 hal utama yaitu skill, marketing, dan teknologi. Sunny mengaku, saat ini Haeco masuk dalam jajaran 5 perusahaan komponen pesawat terbaik di dunia.



"Kita menjual komponen ke Airbus, Boeing, Bombardier. Mereka juga biasanya pesan langsung. Kita tidak hanya memproduksi bagian dalam pesawat tapi juga luar. Komponen-komponen kami biasa dipakai untuk pesawat berbadan kecil (narrow body) dan lebar (wide body)," ucap dia.

Saat ini, kata Sunny, pusat manufaktur pesawat Haeco baru ada di China dan Thailand. Ke depan, kemungkinan akan dikembangkan ke berbagai negara.



"Baru di China dan Thailand. Kemungkinan nanti Singapura. Kalau Brunei dan Myanmar ongkos logistik mahal. Filipina juga mahal. Indonesia juga belum bisa, mahal di biaya transportasi," ucap dia.

"China dipilih sebagai based manufacturing karena cost-nya murah. Logistik lebih mudah," katanya.

Di lokasi berbeda tidak jauh dari pabrik Haeco, rombongan kami diajak melihat pabrik pembuatan ban pesawat. Ban-ban yang diproduksi di China ini juga dikirim ke berbagai negara.(drk/feb)




Credit  detikfinance