Selasa, 16 Februari 2016

JIIPE jadi percontohan kawasan industri generasi ketiga



JIIPE jadi percontohan kawasan industri generasi ketiga
Menteri Perindustrian Saleh Husin meninjau kawasan industri Java International Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Minggu. (Antara News/ Sella Panduarsa Gareta)
 
Gresik (CB) - Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, menjadi percontohan kawasan industri generasi ketiga yang terintegrasi, di mana percepatan pembangunannya didukung pemerintah.

"Ini sejalan dengan program pemerintah yang harus kami dorong," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di atas dermaga yang terintegrasi dengan kawasan industri JIIPE di Gresik, Jawa Timur.

Kawasan industri JIIPE merupakan hasil kerja sama antara PT Pelindo III dan PT AKR yang direncanakan memiliki luas hingga 2.933 Ha dengan total investasi diperkirakan mencapai Rp50 triliun.

Di dalam kawasan tersebut terdapat berbagai fasilitas yang dibutuhkan industri, seperti kawasan pelabuhan seluas 406,1 hektare, lahan industri 1.761,4 hektare dan perumahan 765,77 hektare, di mana saat ini sekitar 1.400 hektare lahan telah dibebaskan.

JIIPE berencana membangun tiga pembangkit listrik yang terdiri atas PLTG 15 MW (konstruksi mulai Q1 2017), PLTG 500 MW (konstruksi mulai Q4 2018), PLTU 600 MW (konstruksi mulai Q4 2020).

Kondisi saat ini, lahan untuk pembangunan pembangkit listrik 15 dan 500 MW telah siap dan sedang menunggu surat rekomendasi dari Gubernur Jawa Timur untuk mengurus perizinan pengajuan wilayah usaha listrik di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Jadi, tidak perlu kemana-mana, semua sudah tersedia di sini. Investor tinggal masuk," ujar Saleh.

Presiden Direktur PT AKR Haryanto Adi Koesoemo menyampaikan, perusahaan juga telah menyediakan lokasi untuk pelaksanaan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di JIIPE.

"Saat ini mekanisme PTSP untuk memudahkan investor masih dalam proses penyusunan di BKPM," ujar Haryanto.

JIIPE merupakan salah satu kawasan industri yang mendapatkan Kemudahan Izin Langsung Konstruksi (KLIK), yang hanya membutuhkan waktu tiga jam untuk mengurus izin membangun pabrik.



Credit  ANTARA News


Dua industri ini cocok berada di JIIPE


Dua industri ini cocok berada di JIIPE
Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Imam Haryono (kanan) mendampingi Menteri Perindustrian Saleh Husin (kedua dari kiri) mengunjungi Java International Industrial and Port Estate di Gresik, Jawa Timur, Minggu. (Antaranews/Humas Kemenperin)
 
 
Jakarta (CB) - Dua industri yang bergerak di bidang kimia dan industri berat (heavy industry) seperti baja dan smelter, dinilai cocok beroperasi di kawasan industri Java International Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur.

"Kimia, heavy industry itu cocok, karena lautnya bagus, harus masuk Kawasan Industri Strategis Nasional (KSN)," kata Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Imam Haryono saat mengunjungi JIIPE di Gresik, Minggu.

Imam mengatakan, dua perusahaan yang sudah mulai membangun pabrik di JIIPE yaitu perusahaan kimia asal Jerman Clariant dan produsen garam Unichem.

Dua perusahaan tersebut, lanjutnya, diyakini akan mengundang investor asing lainnya untuk masuk dan membangun pabrik di kawasan yang terintegrasi dengan pelabuhan tersebut.

Menurut Imam, faktor integrasi pada JIIPE membuat kawasan industri ini dapat menjadi percontohan bagi kawasan industri lainnya terutama di Indonesia timur.

Kawasan yang dibangun PT AKR dan PT Pelindo III ini merupakan generasi ketiga karena mampu memadukan beberapa unsur ekonomi serta sosial dan memenuhi kebutuhan industri modern yang berorientasi pada efisiensi dan kontinuitas produksi.

"Ada empat unsur yang dikembangkan di sini yaitu unsur ketersediaan infrastruktur, manajemen, lingkungan dan sosial. Nilai ekonomi tercipta berbarengan dengan dipertahankannya nilai lingkungan dan keterlibatan masyarakat sekitar," katanya.

Terkait akses jalan ke kawasan industri, JIIPE membutuhkan pelebaran jalan dan pembangunan Jalan Tol dari Gerbang Tol Manyar sepanjang 7,2 km. JIIPE juga mengusulkan pembangunan rel kereta api sepanjang 12 km. Sementara itu, guna meningkatkan efisiensi kegiatan ekspor dan impor, JIIPE berencana untuk mengajukan diri sebagai Pusat Logistik Berikat (PLB).

Adapun untuk Juklak PLB saat ini sedang dibahas dan Bea Cukai akan membantu dan mengawal secara langsung manajemen JIIPE terkait rencana tersebut.









Credit  ANTARA News