OTTAWA
- Sebuah koran di Kanada menurunkan laporan yang menyatakan bahwa dua
tentara China diduga telah menjadi "co-konspirator" bagi komplotan
hacker yang mencuri rahasia militer Amerika Serikat (AS).
Komplotan tersebut diketahui mencuri desain pesawat tempur siluman F-35 dan pesawat tempur lainnya.
Menurut surat kabar The Globe and Mail, dua perwira militer China itu telah bekerjasama dengan Sun Bin untuk membobol akun e-mail milik seorang insinyur penerbangan AS. Sun Bin adalah seorang pengusaha penerbangan asal China yang tinggal di Vancouver, Kanada, seperti dikutip dari laman NDTV, Rabu (20/1/2016).
Setelah mendapatkan informasi dari Sun Bin, kedua perwira itu kemudian memerintah komplotan hacker untuk meretas akun e-mail yang dimaksud. Para hacker bermaksud untuk mendapatkan rancangan manual pesawat militer F-35, C-17, dan F-22.
Mereka juga akan berkonsultasi dengan Sun Bin terkait dokumen mana yang harus mereka ambil.
Namun, aksi mereka keburu ketahuan. Pihak keamanan berhasil mengidentifikasi pelaku melalui e-mail yang berhasil disadap. Dari e-mail tersebut diketaui nama, pangkat, dan unit militer petinggi tentara China yang terlibat serta sejumlah informasi lainnya.
Sun Bin sendiri telah ditangkap pada bulan Juni 2014 lalu dan telah diperintahkan untuk diekstradisi ke AS pada September lalu. Namun perintah itu tidak bisa dilaksanakan karena Sun Bin mengajukan banding atas putusan tersebut.
Komplotan tersebut diketahui mencuri desain pesawat tempur siluman F-35 dan pesawat tempur lainnya.
Menurut surat kabar The Globe and Mail, dua perwira militer China itu telah bekerjasama dengan Sun Bin untuk membobol akun e-mail milik seorang insinyur penerbangan AS. Sun Bin adalah seorang pengusaha penerbangan asal China yang tinggal di Vancouver, Kanada, seperti dikutip dari laman NDTV, Rabu (20/1/2016).
Setelah mendapatkan informasi dari Sun Bin, kedua perwira itu kemudian memerintah komplotan hacker untuk meretas akun e-mail yang dimaksud. Para hacker bermaksud untuk mendapatkan rancangan manual pesawat militer F-35, C-17, dan F-22.
Mereka juga akan berkonsultasi dengan Sun Bin terkait dokumen mana yang harus mereka ambil.
Namun, aksi mereka keburu ketahuan. Pihak keamanan berhasil mengidentifikasi pelaku melalui e-mail yang berhasil disadap. Dari e-mail tersebut diketaui nama, pangkat, dan unit militer petinggi tentara China yang terlibat serta sejumlah informasi lainnya.
Sun Bin sendiri telah ditangkap pada bulan Juni 2014 lalu dan telah diperintahkan untuk diekstradisi ke AS pada September lalu. Namun perintah itu tidak bisa dilaksanakan karena Sun Bin mengajukan banding atas putusan tersebut.
Credit Sindonews