Rabu, 02 Desember 2015

Babad Padjajaran Diajukan Jadi Memory of The World Unesco

Gedung UNESCO. Ilustrasi
Gedung UNESCO. Ilustrasi
 
CB, BANDUNG -- Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Bapusipda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) hendak mendaftarkan warisan sejarah Babad Padjajaran ke lembaga budaya dunia Unesco. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan piagam pengakuan Memory of the World (MOW) sebagai bukti kekayaan warisan literasi dunia.

Kepala Bapusipda Provinsi Jabar Tati Iriani mengatakan Jabar memiliki banyak bukti sejarah yang unik. Salah satunya adalah Babad Padjajaran yang merupakan naskah kuno yang bercerita tentang sejarah Kerajaan Padjajaran.

"Babad Padjajaran ini adalah cikal bakal dari zaman Kerajaan Padjajaran yang kebetulan naskahnya ada. Karenanya kita mau mencoba mengajukan namun perlu kajian terlebih dahulu," kata Tati kepada Republika.co.id di Bandung, Rabu (2/12).

Babad Padjajaran dinilai memiliki keunikan dari segi cerita yang ditulis. Tak hanya menuliskan sejarah kerajaan tapi Babad Padjajaran juga menceritakan keseharian masyarakat dan kearifan budaya Sunda pada zamannya.

Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Padjajaran Nina Herliana Lubis mendukung diajukannya Babad Padjajaran sebagai MOW. Naskah kuno ini dinilai memiliki keunikan tersendiri. Di mana bahkan sudah dituliskan cerita masyarakat Sunda kala itu yang pergi haji ke Arab Saudi.

"Yang ini keunikannya diceritakan juga bagaimana leluhurnya sudah pergi haji. Artinya wawasan masyarakat saat itu sudah banyak," ungkap Nina.

Menurutnya dengan adanya Babad Padjajaran, tergambar secara jelas  kehidupan awal abad ke-19. Dari segi kultur dan keseharian yang membuat orang langsung merasakan berada di Tanah Sunda pada zaman itu.

Naskah yang diperkirakan ditulis pada awal abad ke-19 ini secara lengkap dimiliki Bapusipda Jabar sehingga terjamin orisinalitasnya. Ini dianggap juga memudahkan proses administrasi yang akan memudahkan mendapat pengajuan MOW.

Namun sebelum mengajukan tentu harus ada kajian terlebih dahulu dengan para ahli dan lembaga terkait. Oleh karenanya sebelum mendaftarkan ke Unesco, Bapusipda menggelar Focussed Group Discussion bertema 'Mengembalikan Jati Diri Bangsa: Memperjuangkan Babad Padjajaran Menjadi Ingatan Dunia'.

Dalam diskusi ini akan dikaji lebih dalam mengenai kelayakan Babad Padjajaran diajukan ke Unesco. Meski begitu, belum diketahui kepastian kapan akan diajukan karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi.

Jika jadi diajukan, maka ini adalah pertama kalinya Provinsi Jabar mengajukan peninggalan sejarahnya menjadi warisan dunia. Hal ini bertujuan untuk melestarikan budaya literatur asal Jabar menjadi kekayaan khazanah budaya nasional yang sangat pantas diketahui warga dunia.

Credit REPUBLIKA.CO.ID